BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Spotify resmi menaikkan harga langganannya di Indonesia, dan langkah ini bisa menjadi ujian terberat mereka di pasar musik digital yang semakin ketat.
Mulai bulan ini, biaya Premium Individual naik dari Rp54.900 menjadi Rp59.900. Paket Duo melonjak dari Rp71.490 menjadi Rp79.900, Family dari Rp86.900 ke Rp94.900, dan Student dari Rp27.500 menjadi Rp29.999.
Alasannya? Spotify mengklaim butuh dana tambahan untuk “inovasi dan fitur baru” demi meningkatkan pengalaman audio. Masalahnya, janji inovasi itu belum jelas wujudnya. Sementara pesaing justru sudah menawarkan teknologi unggulan yang bisa dinikmati sekarang.
Apple Music, misalnya, menawarkan audio lossless dan spatial audio tanpa biaya tambahan, dengan harga hampir sama. YouTube Music bahkan lebih murah, plus bonus YouTube Premium bebas iklan, kombinasi yang sulit ditandingi, terutama untuk pengguna yang aktif di ekosistem YouTube.
Baca Juga:
Keunggulan Spotify memang ada di algoritma rekomendasi, kerapian katalog, dan interaksi sosial seperti Spotify Wrapped. Tapi di era persaingan harga dan fitur, keunggulan emosional ini mulai terancam.
Bagi pasar seperti Indonesia, kenaikan Rp5.000–Rp8.000 bukan sekadar angka kecil. Ini adalah momen krusial: apakah Spotify mampu membuktikan bahwa setiap rupiah tambahan sepadan, atau justru membuka pintu bagi pengguna untuk pindah ke platform lain.
Spotify kini berada di persimpangan. Jika inovasi yang dijanjikan tidak segera hadir, kenaikan harga ini bisa jadi bukan langkah maju, melainkan awal dari kehilangan pangsa pasar.
(Daniel Oktorio Saragih – Ilmu Komunikasi Universitas Informatika Dan Bisnis Indonesia/Budis)