BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sir Jim Ratcliffe, salah satu pemegang saham Manchester United secara terang-terangan mengkritik beberapa pemain bintang timnya. Kritik tajam ini menyoroti dua masalah utama yang ada didalam skuad MU, yakni kualitas pemain dan beban gaji yang terlalu tinggi.
Ratcliffe, yang baru memiliki saham minoritas di MU selama lebih dari setahun, mengungkapkan bahwa ada beberapa pemain yang direkrut bukan pilihannya. Ia juga menyebutkan bahwa pemain sebagai ‘warisan’ dari manajemen sebelumnya ternyata gaji mereka terlalu besar.
Pernyataan kontroversial ini muncul di tengah tekanan finansial yang dialami oleh klub akibat tingginya gaji pemain seperti Casemiro hingga Antony.
Yang jelas, satu hal pasti bahwa komentar ini memicu perdebatan penting tentang strategi transfer dan pengelolaan gaji di Manchester United.
Pemain ‘Warisan’ dan Gaji Selangit
Dalam wawancaranya dengan BBC, Ratcliffe secara khusus menyebut beberapa pemain yang direkrut pada bursa transfer musim panas 2022.
“Jika Anda melihat pemain yang kami beli musim panas ini, yang sebenarnya bukan pilihan kami, kami membeli Antony, kami membeli Casemiro, kami membeli Onana, kami membeli Hojlund, kami membeli Sancho,” ujar Ratcliffe.
“Ini semua adalah hal-hal dari masa lalu, suka atau tidak suka, kami mewarisi hal-hal itu dan harus menyelesaikannya. Untuk Sancho, yang sekarang bermain untuk Chelsea dan kami membayar setengah gajinya, kami membayar 17 juta poundsterling untuk membelinya di musim panas.”
“Beberapa pemain tidak cukup bagus dan beberapa mungkin dibayar terlalu tinggi. Tetapi bagi kami untuk membentuk skuad yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab kami, dan yang kami pertanggungjawabkan, itu akan membutuhkan waktu. Kami memiliki periode transformasi di mana kami beralih dari masa lalu ke masa depan. ” pungkasnya.
Beban Gaji MU
Casemiro, gelandang asal Brasil yang direkrut dari Real Madrid, menjadi pemain dengan bayaran tertinggi di Manchester United dengan pendapatan mingguan lebih dari 300.000 poundsterling. Sementara itu, Antony, winger yang sama juga asal Brasil dibeli dari Ajax Amsterdam, mengalami kenaikan gaji hingga lima kali lipat, mencapai sekitar 200.000 poundsterling per minggu.
Meskipun kedua pemain ini berstatus sebagai bintang, tapi mereka belum menunjukkan performa yang konsisten dan sepadan dengan gaji besar yang mereka terima. Hal ini semakin menguatkan pandangan Ratcliffe mengenai pemain yang dianggap ‘overpaid’. Selain itu juga ada Andre Onana dan Rasmus Hojlund yang juga masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi.
BACA JUGA:
Jamie Carragher: Manchester United di Bawah Ruben Amorim adalah yang Terburuk
Krisis Keuangan, Manchester United Kembali Lakukan PHK Massal
Penambahan beban gaji ini, di tengah hasil yang kurang memuaskan menjadi salah satu alasan Ratcliffe mengkritik manajemen sebelumnya. Ia juga menegaskan komitmennya untuk membangun skuad yang lebih efektif dan lebih efisien.
Masa Depan Manchester United
Ratcliffe mengakui bahwa proses membangun kembali skuad Manchester United adalah proses yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Ia juga menyoroti keberadaan beberapa pemain berkualitas di tim saat ini, termasuk Bruno Fernandes yang dianggapnya sebagai pemain fantastis.
Akan tetapi, pernyataan jujurnya mengenai sejumlah pemain yang dinilai tidak cukup baik dan memiliki gaji terlalu tinggi menunjukkan keseriusannya dalam membawa perubahan besar bagi MU. Ia juga memahami bahwa untuk meraih kesuksesan, diperlukan evaluasi mendalam terhadap strategi transfer serta manajemen gaji.
Selain itu, Ratcliffe juga menegaskan bahwa pentingnya untuk membentuk skuad yang sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya. Hal ini menunjukan komitmennya dalam membangun masa depan Manchester United yang lebih cerah dan berkelanjutan.
(Haqi/Budis)