BANDUNG,TM.ID: Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran di wilayah Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyebutkan istilah “Silent Majority” setelah pasangan calon nomor urut 02 unggul dalam perhitungan cepat Pemilu 2024.
Istilah tersebut Ridwan Kamil sampaikan melalui akun Instagramnya @ridwankamil. Dalam unggahannya, Ridwan menjelaskan sedikit maksud dari “Silent Majority”.
“Pelajaran. “Silent Majority” sudah berbicara. Siapa mereka? Mereka yang menyimak, tetapi jarang komen. Mereka yang jarang ribut-ribut di media sosial tiap akun ini posting #politik,” kata mantan Gubernur Jawa Barat dalam postingannya.
BACA JUGA: Istilah Silent Majority Sering Muncul Saat Pemilu, Apa Artinya?
Dalam unggahan yang sama, Kang Emil mengatakan bahwa selama ini media sosial diramaikan oleh “Noisy Minority”. Menurutnya, “Noisy Minority” bukan ukuran realita yang sama di lapangan.
“Bulian atau ejekan di media sosial tidak pernah kami jawab. Cukup kami jawab dengan kerja-kerja terukur di lapangan,” ujar Kang Emil.
Apa Itu Silent Majority?
Istilah ini pertama kali diperkenalkan secara politis oleh Warren Harding pada tahun 1919. Namun, istilah ini kembali mencuat pada era 1960-an saat Nixon menggunakan konsep ini untuk mengumpulkan dukungan dari para pemilih yang mungkin merasa tidak puas dengan situasi politik saat itu.
Secara umum, istilah ini mengacu pada kelompok besar pemilih yang tidak terang-terangan, menyatakan dukungannya kepada salah satu pasangan calon. Mereka umumnya terdiri dari masyarakat yang tidak aktif secara politik dan cenderung untuk tidak mengungkapkan pendapat politik mereka di depan umum.
(Kaje/Usk)