BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sikap tegas langsung diambil Viking Persib Club (VPC) terkait adanya dugaan kekerasan yang dilakukan ofisial tim Persib Bandung terhadap Bobotoh. Dugaan kekerasan tersebut terjadi di akhir pertandingan Persib versus Port FC pada Kamis, 19 September 2024 di Stadion si Jalak Harupat, Kab. Bandung.
VPC juga sudah mengumpulkan sejumlah informasi, termasuk meminta keterangan yang menjadi korban. VPC pun secara tegas berada di pihak korban dan meminta PT Persib Bandung Bermartabat agar menindak para pelaku agar tidak menimbulkan berbagai asumsi negatif di lingkungan masyarakat
Pihak korban yang enggan disebutkan namanya itu juga sempat menceritakan kronologis bentuk dugaan intimidasi tersebut. Lebih parahnya lagi, korban mengaku dugaan intimidasi itu dilakukan ofisial tim saat selesai mencemooh para pemain Persib.
VPC pun mengutuk keras segala bentuk yang terjadi dan akan mendampingi korban hingga mendapatkan keadilan. VPC juga berharap PT Persib Bandung Bermartabat segera melakukan investigasi agar kasus ini bisa diselesaikan.
Lebih lanjut lagi di mata VPC, kritik yang dilakukan Bobotoh merupakan bentuk dinamika dan perlu diterima oleh Persib. Terlebih secara tradisi, kritik tersebut sudah sering terjadi karena Bobotoh juga ingin berkontribusi dalam menjaga api semangat para penggawa Maung Bandung.
Berikut Pernyataan Sikap VPC Atas Dugaan Intimidasi Yang Dilakukan Ofisial Persib terhadap Bobotoh.
Viking Persib Club (VPC) telah mengumpulkan informasi dari berbagai pihak, termasuk dari pihak korban, terkait insiden yang terjadi di Stadion Jalah Harupat setelah pertandingan antara Persib Bandung vs Port FC. Dan kami menemukan bukti/indikasi bahwa memang terjadi intimidasi dan/atau kekerasan terhadap salah seorang bobotoh.
BACA JUGA: Rangsan Vivatchaichok Sebut Strategi Persib Membuat Port FC Kesulitan
Atas kejadian tersebut, kami menyatakan sikap:
1. Viking Persib Club berdiri bersama korban dan mendukung serta siap mengawal penyelesaian yang adil terhadap korban.
2. Mengutuk intimidasi dan/atau kekerasan yang terjadi.
3. Menuntut PT Persib Bandung Bermartabat menindak pihak-pihak yang diduga terlibat dalam kejadian tersebut.
Kritik dan otokritik harus dianggap sebagai dinamika yang normal dalam hubungan antara klub, pemain dan suporter. Apalagi dalam konteks Persib, dinamika seperti itulah yang selama ini telah menjadi tradisi yang menjaga nyala api iklim sepakbola di Bandung dan Jawa Barat terus hidup dan bergerak. Selama tidak ada pelanggaran hukum dalam dinamika tersebut (baik dalam ruang lingkup sepakbola apalagi dalam konteks hukum positif), cara-cara yang intimidatif apalagi melakukan kekerasan harus dihindari.
(RF/Usk)