BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Israel Kembali melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza, Palestina, pada 18 dan 19 Maret 2025.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, atas izin Gedung Putih, secara langsung memerintahkan serangan ini, yang mengakibatkan ratusan warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan, mengalami luka-luka parah hingga tewas.
Ketegangan ini meningkat semenjak perundingan gencatan senjata antara Israel dan Palestina berakhir tanpa adanya kesepakatan, kedua kelompok tersebut saling menuhuduh mengenai penyerangan yang terjadi sepanjang tahun ini, dampak kebuntuan diplomasi, Israel Kembali melancarkan operasasi militer dengan alas an penghancuran infastruktur militer Hamas.
BACA JUGA:
Film Dokumenter Palestina Raih Piala Oscar 2025, Ini 3 Fakta Menariknya!</p>
Fadli Zon: Museum Palestina Bakal Dibangun di Indonesia
Presien Prabowo dan Presiden Mesir Sepakat Dukung Perjuangan Palestina
Kronologi Serangan
Pada 18 Maret 2025, Israel melancarkan serangan Udara secara besar-besaran di berbagai target Jalur Gaza, termasuk berbagai bangunan, termasuk apartemen, rumah sakit hingga sekolah. MAenurut laporan Kementriaan Kesehatan Gza, Lebih dari ribuan korban dalam kejadian ini, terlapor ada 400 korban tewas dan ribuan lainnya mengalami luka-luka.
Serangan tak berhenti di situ, pada 18 Maret 2025, Israel kembali melancarkan serangan udara dan operasi darat untuk merebut kembali koridor Netzarim di Gaza, dengan menargetkan daerah pemukiman serta jalur logistik utama di Gaza dan Younis.
Dampak yang terjadi semakin memburuk, karena rumah sakit di Gaza mengalami kekurangan pasokan medis, dan pemadaman listrik membuat layanan darurat tergangu.
Lebih dari ribuan korban kehilangan tempat tinggal mereka , dan para organisasi kemanusian dunia mulai membantu dan juga mengutuk aksi yang dilakukan oleh Israel ini.
Repon Internasional
Sekertaris Jendral PBB, António Guterres, mengutuk tindakan tersebut dan mendesak agar Dewan Keamanan untuk mengambil langkah tegas demi menghentikan kekerasan, dan menekannkan bahwa semua koflik harus dilakukan dengan cara yang memastikan penghormatan dan perlindungan bagi warga sipil.
Banyak dari negara-negara seperti Uni Eropa, Mesir, Qatar hingga Indonesia mengutuk aksi tersebut melalui kementerian luar negri mereka, dan menuduh Isreal melanggar hukum internasional dengan menargetkan warga sipil yang tidak bersalah.
Mengkuti dari pernyataan Kementerian Luan Negeri Indonesia, menyampaikan melalui media sosialnya X “Indonesia mengecam keras serangan terbaru Israel ke Gaza (17/3), yang telah menewaskan setidaknya 232 warga sipil, termasuk anak-anak, di bulan suci Ramadan.
Indonesia menegaskan kembali posisinya yang konsisten bahwa penghentian pendudukan ilegal Israel adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian yang adil dan abadi di kawasan.”
Konflik Israel-Palestina memasuki babak baru pada 18 dan 19 Maret 2025 dengan meningkatnya kekerasan yang menewaskan ratusan orang dan memperburuk situasi kemanusiaan. Komunitas internasional menghadapi tantangan besar dalam menghentikan kekerasan dan berupaya memulihkan perdamaian di wilayah tersebut.
(Magang UKRI – Andari/Aak)