BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sebuah gereja bersejarah berusia lebih dari tiga abad hancur akibat serangan udara Israel di Lebanon Selatan, yang menewaskan sembilan warga sipil tak bersalah yang tengah berlindung di dalamnya. Di tengah puing-puing Gereja St. George, sebuah pohon Natal sederhana berdiri, tanpa lampu atau dekorasi karena perang telah melumpuhkan infrastruktur, namun tetap menjadi simbol harapan dan iman.
Georges Elia, seorang penduduk lokal, menegaskan bahwa “Kristus lahir di hati kami, diterangi oleh cinta kami kepada-Nya,” meskipun gereja tersebut hancur dalam serangan pada Oktober 2024. Kini, komunitas mengadakan Misa Minggu di ruang bawah tanah yang dulu digunakan sebagai tempat tinggal uskup. Pastor Maurice el Khoury, yang telah melayani jemaat selama 11 tahun, menggambarkan ruangan itu sebagai cerminan gua tempat kelahiran Yesus, mengingatkan jemaat akan inti dari semangat Natal meski di tengah situasi yang memilukan.