Sejarah Nikel, dari Keris hingga Mobil Listrik

nikel
Indonesia, sebagai salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia, telah menjadi sorotan internasional karena kekayaan sumber daya alamnya. (Foto: GoodStats)

Bagikan

JAKARTA,TM.ID: Indonesia, sebagai salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia, telah menjadi sorotan internasional karena kekayaan sumber daya alamnya. Di berbagai wilayah di Indonesia, terdapat harta karun nikel yang sangat berharga. Artikel ini akan membahas sejarah dan perkembangan tambang nikel di Indonesia, serta bagaimana komoditas ini menjadi semakin penting dalam industri modern, terutama dalam produksi baterai untuk kendaraan listrik.

Nikel Harta Karun Bumi Pertiwi

Daerah Pertama dengan Harta Karun Nikel

nikel
Sejarah Nikel Dari Keris Hingga Mobil-Listrik. (Foto: Selasar)

Pada tahun 1200, Kerajaan Luwu berdiri di Bukit Poko, yang saat ini berada di wilayah Sulawesi Tengah. Daerah ini menjadi tempat peristirahatan terakhir atau makam bagi para Raja Luwu. Pada saat itu, masyarakat di Luwu dikenal sebagai pengrajin keris yang menggunakan besi Luwu, yang kualitasnya sangat baik karena mengandung nikel yang membuat kerisnya sangat ringan.

Pernikahan Kontrak Politik dan Pasokan Nikel

Sejarah-Nikel-Dari-Keris-Hingga-Mobil-Listrik-22-7-2023
(Foto: Koropak)

Pada tahun 1293, terjadi pernikahan kontrak politik antara Raja III Luwu dengan seorang puteri Majapahit. Pernikahan ini membawa manfaat bagi Majapahit karena mengamankan pasokan bahan baku nikel dari Kerajaan Luwu untuk ekspansi militer ke berbagai wilayah di Indonesia.

Pada tahun 1500, Kerajaan Padjajaran di Jawa Barat juga menggunakan besi yang dicampur dengan logam nikel sebagai bahan baku senjata dan peralatan rumah tangga.

Nikel Ditemukan di Daerah Lain

Pada tahun 1600, Kerajaan Sukadana di Pulau Karimata, Kalimantan Barat, menjadi pusat pengiriman sumber daya alam, termasuk nikel, ke Semenanjung Malaya. Namun, pada tahun 1622, Kerajaan Mataram menyerang Kerajaan Sukadana untuk mengamankan sumber daya alam besi.

Kerajaan Sukadana akhirnya membuat kongsi perdagangan dengan Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1631, dan produksi kerajinan rakyat seperti kapak dan parang dikirim ke Belanda. Pada tahun 1637, kekuasaan Kerajaan Mataram di Pulau Karimata semakin melemah.

Pada saat bersamaan, di daerah Sudbury, Ontario, Kanada, nikel juga ditemukan dalam mineral yang disebut nikolit, dan ini menjadi ciri khas meteroit.

Masuknya Impor Besi dan Sejarah Pertambangan Nikel

Pada tahun 1800, impor besi dari negara China dan Eropa masuk ke Nusantara dengan harga yang lebih murah. Namun, besi berbahan nikel masih tetap disukai karena kualitasnya yang lebih baik.

Sejarah pertambangan nikel di Indonesia baru dimulai pada tahun 1901, ketika seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda, Kruyt, meneliti bijih besi di Pegunungan Verbeek, Sulawesi. Selanjutnya, pada tahun 1909, ahli geologi Belanda lainnya, EC Abendanon, menemukan bijih nikel di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penemuan ini mengawali kegiatan eksplorasi lebih lanjut oleh beberapa perusahaan.

Pada tahun 1968, diterbitkanlah Kontrak Karya (KK) pertambangan nikel laterit kepada PT. International Nickel Indonesia (INCO) di tiga provinsi Sulawesi, yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara, termasuk Soroako dan Pomalaa. Setelah serangkaian kegiatan eksplorasi dan konstruksi, pada tahun 1978, PT. INCO memulai produksi komersial. Saat ini, PT. INCO sudah diambil alih oleh perusahaan pertambangan nikel dari Brasil dan berganti nama menjadi PT Vale Indonesia.

Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga memiliki lokasi cebakan nikel yang luas adalah PT. Aneka Tambang Tbk (ANTAM). Lokasi tambang ANTAM terdapat di Pulau Sulawesi dan Halmahera. Selain menghasilkan bijih nikel, ANTAM juga melakukan pengolahan yang menghasilkan ferronikel, suatu paduan logam antara nikel dan besi.

BACA JUGA: Pabrik Nikel sulfat Terbesar di Dunia Mulai beroperasi di Halsel

Bahan Baku Baterai Mobil Listrik

 

Sejarah-Nikel-Dari-Keris-Hingga-Mobil-Listrik-22-7-2023
(Foto: KlikLegal)

Pada tahun 2013, berbagai negara termasuk Indonesia mulai membangun industri hydrometalurgi untuk mengolah nikel menjadi baterai untuk kebutuhan industri mobil listrik di masa depan.

Kontrak karya pertambangan nikel juga diterbitkan untuk PT Gag Nickel di Pulau Gag dan PT Weda Bay Nickel di Pulau Halmahera. Setelah perizinan kegiatan pertambangan menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan kabupaten, banyak diterbitkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di seluruh Indonesia yang memiliki potensi endapan nikel laterit.

Perkembangannya pada Tahun 2021

Pada tahun 2020, persediaan nikel dunia tercatat sekitar 94 miliar metrik ton dan Indonesia memiliki persentase tertinggi sebesar 22,4%. Bijih logam itu sendiri dibagi menjadi dua tipe, yaitu limonite dan saprolite.

Pada tahun 2021, Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai menggencarkan program hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah dari bijih nikel. Pemerintah Indonesia juga telah meluncurkan program pengembangan baterai untuk kebutuhan kendaraan listrik.

Pengenalan Industri Baterai Kendaraan Listrik

Sejarah-Nikel-Dari-Keris-Hingga-Mobil-Listrik-22-7-2023
(Foto: Komitmen Iklim)

Presiden Jokowi telah mengapresiasi langkah-langkah menuju hilirisasi industri nikel di Indonesia. Beberapa proyek investasi, termasuk kolaborasi antara perusahaan Indonesia dan perusahaan Korea Selatan, telah diluncurkan untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia. Pabrik tersebut merupakan pabrik baterai kendaraan listrik pertama di Asia Tenggara.

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya nikel yang sangat berharga dan menjadi salah satu negara penghasil logam terbesar di dunia. Dengan pertumbuhan industri mobil listrik, permintaan akan nikel semakin meningkat. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen untuk meningkatkan nilai tambah dari bijih nikel melalui program hilirisasi dan pembangunan pabrik baterai. Perkembangan ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia dan posisi negara ini di pasar global.

Sumber: APNI

(Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Timnas Kosta Rika
Prediksi Timnas Kosta Rika vs Timnas Paraguay matchday terakhir Grup D Copa America 2024
Timnas Brasil
Prediksi Timnas Brasil vs Timnas Kolombia Matchday Terakhir Grup D Copa America 2024
Makanan Penutup
8 Rekomendasi Makanan Penutup di Acara Ulang Tahun
Telaga Warna Puncak
Telaga Warna Puncak Wisata Bogor yang Terapit Bukit 1.400 Mdpl
Ombak Laut Ancol
Ombak Laut Ancol Jadi Restoran Favorit Warga Jakarta
Berita Lainnya

1

Penuh Drama, Jeman Vs Denmark Berakhir 2-0 di Euro 2024

2

Tyronne del Pino, Pemain Asing Persib Yang Terbuang Kini Mulai Dilirik Bojan Hodak

3

Segini Anggaran Belanja Persib Bandung Jelang Liga 1 2024/2025

4

Gelombang Protes di Kenya: Tolak Kenaikan Pajak Demi Lunasi Utang IMF

5

Hasil Portugal vs Slovenia Euro 2024: Selecao das Quinas Menang Adu Penalti
Headline
Doa Nabi Adam
Keutamaan Doa Nabi Adam, Sumber Kekuatan Umat Muslim
Grup D Euro 2024 Semakin Ketat
Hasil Belanda vs Rumania Euro 2024, Menang Telak 3-0 De Oranje ke Perempat Final
Bojan Hodak dan Goran Paulic di Perayaan Pawai Persib Juara. (RF/Teropongmedia)
Kebersamaan Goran Paulic dan Persib Bandung Resmi Berakhir
penipuan lowongan kerja Hacker PDNS Janji Bagikan Kunci
Hacker PDNS Janji Bakal Bagikan Kunci Data Gratis