BANDUNG,TM.ID: CEO perahu terbang Navier Boat, Sampriti Bhattacharyya awalnya adalah seorang gadis India yang gagal kelas fisika, saat duduk di bangku SMA.
Dalam vlog yang dibagikannya, CEO perahu terbang itu membagikan cerita perjalan hidupnya sebelum berinovasi bersama timnya membuat kapal.
Usai SMA, Sampriti melanjutkan pendidikan di sebuah kampus kecil yang tidak terkenal, Community College, di Kolkata.
BACA JUGA: Bagaimana Cara Melihat Aplikasi yang Menguras Baterai di Smartphone
Ia bukanlah lulusan terbaik dalam kampus kecilnya itu. Bahkan baru mengenal internet saat usia 20 tahun. Sampriti sempat dinasehati oleh gurunya, agar menjadi ibu rumah tangga yang baik atau bekerja di kantor biasa saja.
“Waktu SMA nilai MTK ku kecil. Ia (guruku) bilang sebaiknya aku fokus jadi ibu rumah tangga atau bekerja di kantor kecil,” tuturnya bercerita.
Namun, ucapan gurunya itu tidak digubris oleh Sampriti. Ia mulai mencoba menjelajahi internet, mencari semua informasi tentang magang. Ia kemudian mengajukan lamaean untuk magang kepada kurang lebih 540 perusahaan.
Dari 535 perusahaan, hanya ada 4 perusahaan yang membalas surat elektroniknya. Itupun, hanya satu yang memberinya kesempatan untuk magang yakni FermiLab.
Perusahaan tersebut bermarkas di Chicago, Amerika Serikat dan ia pun langsung terbang ke sana untuk memasuki dunia pekerjaan pertama kalinya.
Sampriti bertemu dengan seorang asisten laboratorium. Dari sanalah, ia mulai tertarik pada dunia sains dan mulai banyak meneliti fisika dan engenering.
Lalu terbukalah kesempatan magang Sampriti di perusahaan antariksa terkemuka, yakni NASA masih di negeri Paman Sam itu.
Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Sampriti. Ia melanjutkan pendidikan S2 di Ohio University dan mengambil gelar doktoral atau PHD di MIT.
“13 tahun ini aku belajar banyak menghadapi berbagai masalah. Baik itu merancang reaktor nuklir, atau membuat kendali terbang, atau membuat perahu terbang,” katanya.
Selanjutnya Sampriti beralih tempat ke San Fransisco untuk mengumpulkan uang sebanyak $12 juta untuk mewujudkan mimpinya membuat perahu terbang sendiri yang sepenuhnya elektrik.
Ia mengajak sekelompok tim cerdas dan diawali dengan membuat rancangan perahu terbang bermesin listrik itu.
“Steve jobs pernah bilang dunia itu dibuat oleh manusia yang biasa saja. Jadi sekalian saja digas maksimalkan melakukan passion-ku dan mewujudkannya,” ungkap Sampriti.
Perahu besutannya memiliki 3 sayap kecil pada batang penggerak motor yang memanjang secara vertikal dari perahu ke bawah laut.
Sistem pengoperasiannya, ketika awal dihidupkan perahu akan melaju seperti biasa. Namun, ketika kecepatan mulai tinggi, sayap-sayap kecil perahu itu akan digerakan untuk mengangkat perahu ke atas sehingga perahu tampak seperti terbang rendah di atas permukaan air.
Selain itu, ada Tiga tiang motor pendorong dan pengangkat perahu itu dua diantaranya ditempatkan di bagian belakang dan sati dibagian depan.
Inovasi teknologinya dapat melaju lebih cepat di atas permukaan air dan efek kejut ombak bisa dminimalisir karena terbelah oleh tiang motor penggerak di bagian depan.
(Saepul/Usamah)