Saksikan Lomba Nyap-nyap pada Lebaran Kukusan 2025 di Depok: Lomba Unik Bicara ‘Nyablak’ Khas Betawi

Penulis: Aak

Lomba Nyap-nyap - Lebaran Kukusan 2025 - Instagram Info Kukusan
(Instagram Info Kukusan)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

DEPOK, TEROPONGMEDIA.ID — Warga Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Depok, Jawa Barat, bersiap menggelar Festival Lebaran Kukusan 2025 selama dua hari, mulai 10 hingga 11 Mei mendatang. Dalam festival ini akan diadakan Lomba Nyap-nyap, yakni lomba ‘ngomel’ atau bicara ‘nyablak’ ceplas-ceplos khas masyarakat Betawi yang jenaka.

Acara yang dipusatkan di Lapangan Bola Kukusan ini akan dibuka dengan Festival Malam Mangkat pada Sabtu (10/5/2025) malam, menandai dimulainya tradisi tahunan yang selalu dinanti warga setempat.

Syafrudin Abto, Ketua Panitia sekaligus Ketua LPM Kukusan, menjelaskan bahwa Festival Malam Mangkat akan diisi dengan doa bersama, lomba nyap-nyap, dan hiburan rakyat.

“Festival ini dibuka dengan semangat kebersamaan. Kami juga mengangkat nuansa nostalgia lewat imbauan bagi peserta untuk mengenakan pakaian jadul bergaya tahun 70–80-an,” ujar Abto, mengutip unggahan akun Instagram Depok Bagus.

Lomba Nyap-nyap

Lomba nyap-nyap menjadi salah satu acara unggulan dalam festival tersebut. Kompetisi ini mengangkat gaya bicara khas Betawi saat mengomel, namun dikemas secara jenaka dengan pesan moral.

“Setiap RW mengirim satu wakil. Lewat nyap-nyap ini, kita ingin sampaikan bahwa gaya ngomel orang Betawi juga bisa jadi media kritik sosial yang lucu tapi dalam,” jelas Syafrudin.

Puncak acara Lebaran Kukusan 2025 akan digelar pada Minggu (11/5/2025) dengan beragam kegiatan, termasuk pawai rantangan, tradisi membawa makanan dalam wadah untuk dibagikan ke tetangga.

Juga berbagai lomba lainnya serta permainan rakyat yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat Kukusan.

Abto berharap kegiatan ini diharapkan mempererat silaturahmi sekaligus melestarikan budaya lokal.

Gaya Bicara Nyablak, Ciri Khas Orang Betawi yang Jujur dan Humoris

Mengutp indonesiana.id, masyarakat Betawi adalah keturunan penduduk yang telah menghuni wilayah Batavia sejak abad ke-17.

Suku Betawi terbentuk dari percampuran berbagai etnis yang dibawa oleh Pemerintah Hindia Belanda ke Batavia, termasuk Sunda, Melayu, Jawa, Arab, dan Tionghoa.

Salah satu ciri khas mereka adalah cara bicara yang ceplas-ceplos atau nyablak, sebuah gaya komunikasi yang lugas dan penuh canda.

Sebagai penduduk asli Jakarta, orang Betawi tumbuh di lingkungan yang dinamis dan serba cepat.

Kondisi ini membentuk cara mereka berkomunikasi secara langsung dan to the point atau langsung pada inti masalah, karena basa-basi dianggap kurang efektif.

Hidup di tengah keragaman budaya juga membuat mereka terbiasa beradaptasi, dan gaya bicara ceplas-ceplos menjadi salah satu cara mereka mengekspresikan diri.

Gaya bicara ini mencerminkan kejujuran dan spontanitas orang Betawi. Bagi mereka, berbicara blak-blakan justru menunjukkan keterbukaan dan kedekatan dalam hubungan sosial.

Meski sering dianggap kasar oleh orang luar, ceplas-ceplos sebenarnya lebih menekankan kejujuran—lebih baik bicara langsung daripada menyimpan perasaan.

Selain lugas, percakapan orang Betawi juga sarat humor. Mereka gemar menyelipkan candaan atau sindiran ringan untuk mencairkan suasana. Misalnya, ungkapan seperti “Otak yang lu pake, bukan dengkul!” mungkin terdengar keras, tapi sebenarnya menunjukkan keakraban.

Begitu pula saat menjamu tamu, ucapan seperti “Makan nih, jangan malu-maluin! Kaga ada yang bayar kalau sisa!” justru mencerminkan keramahan khas Betawi.

Namun, gaya komunikasi ini terkadang menimbulkan kesalahpahaman, terutama bagi mereka yang terbiasa dengan bahasa halus seperti budaya Jawa atau Sunda.

Meski begitu, orang Betawi sebenarnya fleksibel dan bisa menyesuaikan gaya bicara tergantung situasi, terutama dalam konteks formal.

Ceplas-ceplos bukan sekadar cara berbicara, tetapi juga mencerminkan karakter masyarakat Betawi yang apa adanya, hangat, dan penuh humor. Dengan memahami maknanya, kita bisa lebih menghargai kekayaan budaya mereka yang unik.

(Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Kabupaten Bandung Barat ganti nama
Bandung Barat Terkesan Cuma Nama Arah Mata Angin, Perlukah Diganti?
produksi gabah subang
Subang Lampaui Target Produksi Gabah, Rekor Tertinggi se-Jabar
Dampak Positif dan Negatif AI
Mark Zuckerberg Rekrut Jenius AI Dunia dengan Gaji Rp13 Miliar per Bulan
Sadar Pajak
Sadar Pajak, Bukti Cinta Pada Bangsa dan Negara
Karawang Desa
Pemkab Karawang Wajibkan Transaksi Nontunai di Desa
Berita Lainnya

1

Sinergi Kampus dan Alumni, UIN Bandung Siap Dorong Lulusan Tembus Dunia Kerja Internasional

2

Gunung Semeru Erupsi Tinggi Kolom Abu Capai 1.000 Meter, Tidak Beraktivitas di Sektor Tenggara Besuk Kobokan

3

Penggalian Kabel Bawah Tanah di Bandung Kini Pakai Teknologi Canggih, Jalan Mulus Tanpa Macet

4

Tata Cara Memilih Pemain Untuk Mengisi Skuat Liga Indonesia All Star di Piala Presiden 2025

5

Pemkot Bandung Belum Beri Penjelasan Terkait Jual Beli Kursi SPMB, Masih Tunggu APH
Headline
Kemenaker Minta Pekerja Bersabar, BSU Rp 600.000 Segera Cair?
Kemenaker Minta Pekerja Bersabar, BSU Rp 600.000 Segera Cair?
Di Tengah Ketegangan dengan Israel Iran Diguncang Gempa 5,2 Magnitudo
Di Tengah Ketegangan dengan Israel, Iran Diguncang Gempa 5,2 Magnitudo
Sampah Monju - Instagram Sekda Jabar Herman Suryatman jpg
Tumpukan Sampah dan Bau Busuk 'Hiasi' Area Monju, Sekda Jabar Panik: "Era pisan!"
Tiga TPA Resmi Diduga Lakukan Pelanggaran, KLH Lakukan Penyidikan
Tiga TPA Diduga Lakukan Pelanggaran, KLH Lakukan Penyidikan

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.