Saat Ini Terjadi di Indonesia, Kemarau Basah Itu Apa?

Penulis: Anisa

kemarau basah
(x)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Musim kemarau 2025 telah dimulai sejak April di wilayah Indonesia, dengan puncak diperkirakan terjadi bulan Agustus. Namun, di beberapa daerah, curah hujan masih tercatat tinggi meskipun secara kalender telah memasuki musim kemarau.

Fenomena ini dikenal sebagai kemarau basah. Kondisi ini menjadikan musim kemarau tidak sepenuhnya kering dan memberikan dampak besar terhadap sektor pertanian, pengelolaan sumber daya air, serta perencanaan infrastruktur.

Fenomena ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah, petani, dan instansi terkait. Ketidakpastian pola hujan membuat banyak pihak harus menyesuaikan strategi agar dapat beradaptasi dengan kondisi iklim yang tidak menentu.

Pengertian

Kemarau basah adalah kondisi saat musim kemarau tetap disertai hujan dengan frekuensi dan intensitas yang tinggi. Melansir penjelasan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng pada 5 September 2014, fenomena ini terjadi akibat tingginya curah hujan pada periode yang secara iklim sudah ditetapkan sebagai musim kering.

Biasanya, musim kemarau ditandai dengan curah hujan kurang dari 50 mm per dasarian (10 hari). Namun dalam kondisi kemarau basah, nilai ini dapat terlampaui secara signifikan dan terus-menerus, sehingga musim kemarau tidak menunjukkan kekeringan seperti biasanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menetapkan awal musim kemarau berdasarkan curah hujan yang kurang dari 50 mm dalam satu dasarian dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya. Ketidaksesuaian pola ini mengindikasikan adanya anomali iklim.

Kemarau basah juga kerap berkaitan dengan anomali suhu permukaan laut, yang berdampak pada dinamika atmosfer, pembentukan awan, serta pergeseran zona konveksi hujan ke wilayah Indonesia.

Penyebab

Beberapa faktor utama yang menyebabkan terjadinya kemarau basah di antaranya:

  • Suhu permukaan laut yang lebih hangat dari normal, terutama di perairan sekitar Indonesia, yang meningkatkan penguapan dan memperbanyak pembentukan awan hujan.
  • Lemahnya aliran massa udara dari Australia, yang biasanya menghambat pembentukan awan di wilayah Indonesia saat kemarau. Ketika angin ini melemah, hujan lebih mudah terjadi.
  • Pengaruh La Niña, yaitu fenomena iklim yang memicu peningkatan curah hujan di wilayah tropis termasuk Indonesia, terutama jika pergeseran pusat konveksi awan mengarah ke barat dan tengah Nusantara.

Ketiga faktor tersebut menyebabkan distribusi curah hujan tidak sesuai dengan pola musiman normal.

Dampak

Fenomena ini memberikan dampak kompleks, baik positif maupun negatif. Dari sisi ketersediaan air, kondisi ini bisa menguntungkan untuk sektor perairan dan irigasi. Namun, bagi sektor pertanian, kemarau basah justru kerap menimbulkan masalah serius.

Petani yang menanam komoditas kering seperti jagung, kacang-kacangan, atau kedelai sering mengalami gagal panen akibat lahan yang terlalu lembap atau tergenang air banjir. Tanaman rentan terhadap serangan hama dan penyakit yang berkembang subur dalam kondisi lembap.

Selain itu, kalender musim tanam berbasis iklim tahunan menjadi sulit diterapkan. Ketika realitas curah hujan di lapangan tidak sesuai dengan prediksi iklim musiman, petani kesulitan menentukan waktu tanam yang tepat.

Baca Juga:

Masa Peralihan, Warga Bandung Diminta Waspada Cuaca Ekstrem Singkat

BMKG Ungkap Sejumlah Resiko Saat Musim Kemarau Dimulai

Situasi ini menuntut pembaruan dalam sistem informasi cuaca dan strategi tanam yang lebih fleksibel dan responsif.

Kemarau basah merupakan anomali iklim yang semakin sering terjadi seiring dengan dinamika perubahan iklim global. Kondisi ini menantang pola pikir lama tentang musim kering dan menuntut adaptasi dari berbagai sektor, khususnya pertanian.

(Kaje)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Bupati Garut
Bupati Garut Ungkap Anak Tak Lanjut Sekolah, Ini Komitmen Pemerintah di SPMB 2025
Tanah Bergerak Tol Cipularang
Tanah Bergerak di Purwakarta Ancam Ruas Jalan Tol Cipularang
Akhmad Marjuki
Akhmad Marjuki Ungkap Hubungan Manusia dengan Alam
Apple-900x506
Liquid Glass di iOS 26, Apple Sengaja Menghidupkan Kembali Windows Vista?
kamaru-usman-ufc261-042421-getty-ftrjpg_1h5fad5odsyyr1pzi8yityp3o4-0x0-c-default
Kamaru Usman Menang Mutlak atas Joaquin Buckley di ajang UFC Fight Night
Berita Lainnya

1

Mengawal Janji Konstitusi: Pendidikan Dasar Gratis Untuk Siapa?

2

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

3

Viral HMPV: Ketahui Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan dan Pencegahannya

4

Coding dan AI: Senjata Belajar di Era Society 5.0

5

KDM Resmi Buka MTQH ke-39, Bupati Bandung: Terima Kasih Pak Gubernur Atas Kepercayaannya Sebagai Tuan Rumah
Headline
Piala Presiden 2025 Akan Digelar di Dua Stadion, Berikut Jadwal Lengkapnya 
Piala Presiden 2025 Akan Digelar di Dua Stadion, Berikut Jadwal Lengkapnya 
pemprov jabar utang BPJS Kesehatan
Ridwan Kamil Wariskan Utang BPJS Kesehatan Rp 300 M, Pemprov Jabar Kelabakan
PM Israel sebut Iran ingin bunuh donald trump
PM Israel Sebut Iran Ingin Bunuh Donald Trump
Gunung Gamalama Alami Peningkatan Aktivitas Kegempaan dengan Ancaman Bahaya Lontaran Material Kawah
Gunung Gamalama Alami Peningkatan Aktivitas Kegempaan dengan Ancaman Bahaya Lontaran Material Kawah

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.