BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Kepala Pelatihan Bulutangkis Malaysia (BAM) asal Indonesia, Rexy Mainaky, mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) yang berencana mengubah sistem penilaian dari 21 poin menjadi 15 poin.
Ia menilai perubahan ini tidak diperlukan dan mempertanyakan urgensi uji coba tersebut.
Menurut Rexy, BWF seharusnya lebih fokus pada isu yang lebih mendesak, seperti kesejahteraan pemain, daripada terus-menerus mengubah sistem penilaian demi meningkatkan popularitas olahraga ini.
“Saya tidak mempermasalahkannya untuk saat ini, biarkan BWF yang mengurusnya. Sejauh ini, perubahan telah menjadi hal yang baik. Mereka mulai dengan tujuh poin, lalu 11, dan sekarang 21,” ujar Rexy, dikutip Minggu (9/2/2025).
“Namun, yang mereka pikirkan hanyalah mengubah sistem penilaian. Ini bukan tentang membuat permainan menjadi lebih baik dalam jangka panjang. Ketika saya melihat mereka melakukan itu, saya bahkan tidak mau membaca lagi,” lanjutnya.
BWF berencana menerapkan sistem penilaian 15 poin sebagai uji coba selama enam bulan di beberapa turnamen, termasuk ajang Grade 3 seperti International Challenge, International Series, dan Future Series.
BWF berargumen bahwa sistem ini akan membuat permainan lebih seru, cepat, dan dinamis, sekaligus memperbaiki jadwal serta meningkatkan kesehatan dan umur panjang pemain.
Meski demikian, Rexy merasa sistem 21 poin saat ini sudah efektif dan tidak relevan jika hanya bertujuan untuk menarik lebih banyak penonton.
“Tetapi apa perubahan yang sebenarnya? Mereka mengatakan itu karena rating TV dan untuk menarik lebih banyak penonton. Bukan itu masalahnya. Pertandingan tenis berlangsung enam, bahkan 10 jam, dan orang-orang masih menonton,” kritiknya.
“Saya bahkan tidak perlu mengatakannya (hal-hal lain yang seharusnya menjadi fokus BWF), mereka sudah tahu. Jadi, jika Anda bertanya kepada saya tentang sistem penilaian, saya tidak punya komentar. Saya hanya tidak melihat ada gunanya untuk terus-menerus mengubahnya,” lanjut Rexy.
BACA JUGA: BWF Uji Sistem Penilaian Baru 3×15 di Turnamen 2025
Rekam Jejak Kritik Rexy terhadap BWF
Ini bukan kali pertama Rexy Mainaky melayangkan kritik terhadap kebijakan BWF. Pada September lalu, peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 itu secara terbuka mempertanyakan inkonsistensi BWF terkait kebijakan bantuan medis di lapangan.
Kala itu, ia menyoroti perbedaan perlakuan dalam pemberian bantuan medis di berbagai turnamen. Beberapa pemain mendapat perawatan langsung di lapangan, sementara yang lain dibiarkan berjuang melawan rasa sakit tanpa bantuan medis cepat.
Namun, pada November lalu, BWF memperbarui regulasinya, memungkinkan tenaga medis masuk ke lapangan tanpa izin wasit dalam situasi tertentu. Selain itu, mereka juga menghapus penggunaan semprotan dingin selama pertandingan.
(Budis)