BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Meskipun sebagian orang tua mendukung kebijakan program Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang mengirim siswa bermasalah ke barak militer menuai pro dan kontra.
Program tersebut diharapkan dapat mendisiplinkan anak-anak mereka, tetapi sejumlah pihak lain mengkritiknya karena dinilai berisiko terhadap tumbuh kembang siswa.
Program ini telah mulai dijalankan, dengan puluhan siswa bermasalah di Kabupaten Purwakarta dikirim ke barak militer, tepatnya di Batalyon 1 Armed, Purwakarta.
Dedi Mulyadi mengeklaim pendekatan ini akan membentuk karakter dan kedisiplinan siswa. Namun, kebijakan itu langsung menimbulkan kontroversi di masyarakat dan kalangan pemerhati pendidikan.
Baca Juga:
Viral! Gubernur Dedi Mulyadi Kirim Pelajar Nakal ke Barak Militer
Menanggapi polemik ini, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti memilih tidak memberikan pernyataan.
Saat ditemui seusai menghadiri peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di SDN Leuwibatu, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jumat siang (2/5/2025), Abdul Mu’ti enggan menanggapi pertanyaan wartawan soal program tersebut.
“Aduh no comment ya yang itu, no comment,” ungkapnya saat ditanya wartawan.
Di sisi lain, dalam kesempatan yang sama, Abdul Mu’ti mengungkapkan rencana Kementerian Pendidikan Nasional untuk merenovasi dua sekolah dasar di Bogor, yakni SDN Leuwibatu 2 dan Leuwibatu 3.
“Bangunan yang sebelumnya hanya satu lantai direncanakan akan ditingkatkan menjadi dua lantai guna menunjang proses belajar-mengajar yang lebih nyaman,” ucap Abdul Mu’ti setelah enggan menanggapi kebijakan Dedi Mulyadi. (Usk)