BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Presiden RI Prabowo Subianto kembali mengumumkan reshuffle Kabinet Merah Putih pada Senin, 8 September 2025. Langkah ini menjadi perombakan kedua dalam kurun kurang dari setahun pemerintahannya bersama Gibran Rakabuming Raka. Reshuffle pertama dilakukan pada 19 Februari 2025 lalu.
Namun, yang menarik bukan hanya jumlah menteri yang diganti, melainkan pemilihan tanggal 8 yang kembali menegaskan kedekatan Prabowo dengan angka tersebut. Bagi Prabowo, angka 8 bukan sekadar angka, melainkan simbol perjalanan hidup, karier, dan takdir politiknya.
Angka 8 sebagai Takdir Kepemimpinan
Prabowo dalam berbagai kesempatan, termasuk saat perayaan ulang tahun Partai Gerindra ke-17 menegaskan bahwa angka 8 kerap hadir dalam fase penting kehidupannya.
Dari perjalanan militernya hingga terpilih sebagai Presiden ke-8 Indonesia, angka ini ia yakini sebagai penanda jalan hidup yang sudah ditentukan.
“Kalau saya dulu diberi sandi 6, mungkin saya akan jadi presiden ke-6. Tapi yang saya dapat adalah 8, dan akhirnya saya menjadi Presiden ke-8,” ujar Prabowo, Sabtu (15/2/2025) silam.
Pandangan tersebut memberi pesan bahwa kepemimpinannya tidak hanya didasari pada kalkulasi politik, tetapi juga diyakini sebagai bagian dari “rencana besar” yang telah digariskan.
Baca Juga:
Reshuffle sebagai Simbol Transisi
Pemilihan tanggal 8 September untuk reshuffle juga bisa dibaca sebagai upaya Prabowo mengikat langkah politiknya dengan simbolisme angka 8. Lima menteri diganti, termasuk tokoh penting seperti Menko Polhukam Budi Gunawan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Di balik keputusan itu, reshuffle ini tidak hanya soal teknis pemerintahan, melainkan juga penegasan gaya kepemimpinan. Prabowo seakan hendak menunjukkan bahwa setiap langkah besar, termasuk perombakan kabinet, terkait erat dengan simbol angka yang ia yakini membawa energi perubahan dan kesinambungan.
Simbolisme dalam Politik Indonesia
Simbol angka dalam politik bukan hal baru. Sukarno sering mengaitkan pidatonya dengan angka-angka historis, sementara Soeharto kerap menggunakan momentum tertentu untuk memperkuat pesan kekuasaan. Kini, Prabowo menghadirkan simbol angka 8 sebagai elemen identitas politiknya.
Angka 8, jika diputar 90 derajat, menyerupai lambang tak terhingga (infinity). Di mata sebagian pendukungnya, hal ini dianggap merepresentasikan kesinambungan, stabilitas, dan nasib yang tak bisa dihindari.
Antara Rasionalitas dan Simbolisme
Meski reshuffle adalah instrumen politik yang rasional untuk memperbaiki kinerja pemerintahan, merapikan koalisi, atau menyesuaikan arah kebijakan Prabowo tampaknya ingin memberi makna lebih.
Dengan mengikatnya pada angka 8, ia menanamkan pesan spiritual dan simbolis bahwa langkah politiknya bukan sekadar kalkulasi, tetapi bagian dari takdir yang harus dijalani.
Reshuffle 8 September 2025 ini bukan hanya tentang siapa yang masuk dan keluar kabinet, tetapi juga tentang bagaimana Prabowo meneguhkan kepemimpinan melalui simbolisme angka 8.
Di mata pendukungnya, hal ini menegaskan aura kepemimpinan yang penuh makna dan keyakinan spiritual. Di mata pengamat, ini menjadi strategi narasi politik yang cerdas: membungkus keputusan politik yang pragmatis dengan legitimasi simbolis yang sulit dibantah.
(Budis)