BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sifilis atau yang sering disebut sebagai raja singa adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri T. pallidum.
Gejalanya sering dimulai dengan munculnya luka di area alat kelamin, dubur, atau mulut, yang biasanya tidak menyebabkan rasa sakit atau nyeri.
Jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, penyakit ini dapat menyerang dan merusak organ tubuh lainnya, seperti jantung atau organ dalam lainnya.
Pada wanita hamil, penyakit ini dapat ditularkan kepada bayi yang belum lahir dan menyebabkan komplikasi serius pada kehamilan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk segera melakukan pengobatan sifilis begitu gejalanya muncul. Hal ini dapat mencegah penyebaran penyakit dan mencegah kondisi menjadi lebih parah serta melindungi organ tubuh dari kerusakan lebih lanjut.
Pengobatan Penyakit Sifilis
Penyakit sifilis dapat diobati dengan menggunakan obat antibiotik. Meski demikian, pengobatan penyakit sifilis tidak dapat memperbaiki kerusakan organ yang disebabkan oleh infeksi bakteri sifilis.
Pengobatan akan lebih mudah dilakukan jika infeksi yang terjadi masih berada pada tahap awal dan belum menyebabkan kerusakan organ.
Untuk jangka waktunya, efektivitas pengobatan penyakit sifilis ditentukan berdasarkan tahapan penyakit serta tanda dan gejala yang dialami.
Berikut adalah bagaimana cara pengobatan penyakit sifilis menggunakan antibiotik yang direkomendasikan dokter.
1. Antibiotik Penisilin
Antibiotik penisilin digunakan sebagai obat sifilis jika diagnosis dokter menunjukkan bahwa sifilis terjadi selama kurang dari setahun. Dokter akan merekomendasikan pengobatan penyakit sifilis menggunakan penisilin dengan suntikan dosis tunggal.
Namun, jika penyakit sifilis sudah bertahan di tubuh lebih dari satu tahun. Dokter pasti akan memberikan dosis tambahan. Proses pemberian suntikan dilakukan dengan menyuntikan antibiotik jenis penisilin ke bokong.
Selain itu, obat antibiotik jenis penisilin juga dapat digunakan untuk mengatasi penyakit ini pada ibu hamil. Sebab, antibiotik jenis ini dianggap aman jika diberikan pada ibu yang sedang hamil.
Sedangkan, jika menderita neurosifilis, kamu akan mendapatkan penisilin dengan dosis harian secara intravena.
Sayangnya, penggunaan antibiotik penisislin tidak dapat memperbaiki kerusakan yang diakibatkan penyakit sifilis. Penisilin akan bermanfaat untuk membunuh bakteri dan fokus untuk mengurangi rasa sakit dan efek tidak nyaman yang dirasakan.
Penggunaan penisilin hanya bisa berdasarkan resep dari dokter. Sebab, penisilin dianggap sebagai obat keras dan bisa berdampak buruk jika dikonsumsi melebihi dosis yang diberikan.
Antibiotik penisilin dapat memberikan efek samping ringan setelah mengkonsumsinya. Efek samping tersebut antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi.
Antibiotik jenis penisilin juga dapat digunakan untuk mengatasi penyakit sifilis pada ibu hamil.
2. Doxycycline
Melansir Healthline, mereka yang alergi terhadap penisilin dan mengidap penyakit sifilis tahap awal dapat mengonsumsi obat antibiotik jenis lain, seperti doxycycline.
Penggunaan antibiotik doxycycline dapat kamu konsumsi sebanyak 100 mg secara oral dua kali sehari selama 14 hari untuk sifilis tahap awal. Sedangkan, mereka yang berada di tahap sifilis laten harus mengonsumsi obat antibiotik jenis doxycycline selama 28 hari.
Baca Juga:
3. Tetracycline
Untuk antibiotik jenis tetracycline, pada penderita sifilis tahap awal dapat mengonsumsi sebanyak 50 mg secara oral setiap 6 jam sekali atau empat kali sehari selama 2 minggu.
Sedangkan, sifilis yang sudah berada pada tahap laten dan seterusnya harus mengonsumsi antibiotik jenis ini hingga 30 hari atau 1 bulan penuh.
4. Ceftriaxone
Antibiotik ceftriaxone diberikan sebanyak 1 gram dan diberikan secara intravena, yaitu pemberian obat melalui injeksi atau infus ke otot atau pembuluh darah.
Pemberian antibiotik jenis ini diberikan sekali sehari dengan rentang waktu 10 sampai 14 hari.
(Anisa Kholifatul Jannah)