Ramai di Media Sosial, Ini Sejarah Boikot Sebenarnya!

Penulis: Anisa

Boikot
(Corenews)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Seruan boikot produk yang terafiliasi dengan Israel telah menjadi sorotan utama di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Maraknya aksi tersebut terjadi karena kemarahan masyarakat atas kekerasan militer Israel lakukan terhadap warga Palestina.

Artikel ini akan membahas sejarah lahirnya gerakan boikot, perannya dalam perjuangan kaum buruh, dan bagaimana era digital merubah wajah aksi boikot melalui media sosial.

Sejarah

Istilah “boikot” muncul pada tahun 1880 selama agitasi tanah di Irlandia. Charles Stewart Parnell mempopulerkan aksi ini sebagai bentuk protes terhadap tingginya harga sewa dan penggusuran tanah. Boikot pertama kali terjadi ketika para penyewa tanah di Irlandia mengikuti kode etik yang Parnell sarankan, mengucilkan seorang manajer perkebunan Inggris, Charles Cunningham Boycott.

Aksi boikot kemudian menjadi senjata melawan diskriminasi, kaum buruh menggunakan untuk perjuangan memperbaiki upah dan kondisi kerja dari manajemen. Di Amerika Serikat, gerakan tenaga kerja primer dan sekunder memainkan peran penting, baik sebagai penolakan langsung karyawan maupun upaya mempengaruhi pihak ketiga.

Selama gerakan hak-hak sipil di AS pada tahun 1950-an dan 1960-an, gerakan ini sebagai alat sosial dan politik. Toko dan bisnis yang melakukan diskriminasi terhadap orang kulit hitam boikot dengan harapan penurunan pendapatan akan mendorong perubahan kebijakan.

Peran Kaum Buruh

Biasanya digunakan oleh organisasi buruh untuk memenangkan perbaikan upah dan kondisi kerja dari manajemen. Hukum AS membedakan antara boikot tenaga kerja primer dan sekunder, dengan fokus pada penolakan langsung karyawan dan upaya mempengaruhi pihak ketiga.

BACA JUGA: Terseret Boikot dan Pro Israel, Danone Langsung Donasi untuk Palestina

Era Digital

Di era digital, media sosial menjadi wadah utama seruan ini. Masyarakat menggunakan platform online untuk mempublikasikan daftar perusahaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai mereka. Aksi ini terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel juga ramai ada di media sosial, dengan harapan mendapatkan dukungan luas untuk menghentikan serangan terhadap warga Palestina.

Sebagai contoh, akun-akun media sosial menginformasikan produk-produk yang perlu diboikot, menunjukkan dampak keuangan sebagai alat efektif dalam protes terhadap kebijakan Israel.

 

(Kaje/Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
mitsubishi xpander ultimate 2025
Mitsubishi Xpander Ultimate 2025 Meluncur, Adopsi Fitur Keselamatan Baru!
Pesta gay di Puncak
Waspada Penyebaran HIV Pasca Pesta Gay di Puncak, Pemkab Bogor Lakukan Intervensi Lanjutan
Agung Yansusan
Agung Yansusan Soroti Ironi Investasi Tinggi tapi Pengangguran Tertinggi di Jawa Barat
GWM ORA 03
Ancang-ancang 2 Tahun, Akhirnya GWM ORA 03 Dijual di Indonesia
Patroli Polisi
CEK FAKTA: Foto Lamborghini Patroli Polisi di Kelapa Gading
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Telkom University Gelar Pelatihan Literasi Digital dan Etika AI bagi Remaja Kelurahan Tamansari Bandung

3

Dilema Bandara, Kemenhub Kaji Reaktivasi Husein, Bandung Desak Akses Udara Dipulihkan

4

Ini Sosok Bu Guru Salsa Viral

5

Inggris Borong 12 Jet F‑35A Pembawa Nuklir, Siaga Perang?
Headline
Manchester City
Link Live Streaming Juventus vs Manchester City Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot
Real Madrid
Link Live Streaming RB Salzburg vs Real Madrid Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot
aturan baru pendakian gunung rinjani
Imbas Kematian Juliana Marins, Pemprov NTB Siapkan Aturan Baru Pendakian Gunung Rinjani
Farhan Desak Reaktivasi Bandara Husein untuk Segera Dibuka!
Farhan Desak Reaktivasi Bandara Husein untuk Segera Dibuka!

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.