Raksasa Nikel Australia BHP Setop Produksi, Kenapa?

Raksasa Nikel Australia BHP Setop Produksi
Ilustrasi- Nikel (bing)

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — BHP, Produsen nikel Australia, mengumumkan akan menghentikan produksi mulai Oktober 2024 hingga Februari 2027. Presiden Direktur BHP Geraldine Slattery mengatakan bahwa keputusan ini didasari oleh kondisi kelebihan pasokan global yang membuat harga nikel anjlok.

“Seperti perusahaan lain di sektor nikel Australia, kami belum mampu mengatasi tantangan ekonomi substansial yang didorong oleh kelebihan pasokan nikel global,” kata Slattery seperti dikutip dari mining.com, pada Jumat (12/7).

Nikel merupakan mineral penting yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik, tetapi membanjirnya nikel murah dari Indonesia telah menekan harga dan meningkatkan tekanan pada operator berbiaya tinggi di Australia.

Harga nikel global rata-rata lebih dari US$ 25.000 per ton dalam 18 bulan sejak awal 2022 dan sekarang berada pada US$ 16.725 per ton. Hal ini membuat biaya operasional menjadi tidak ekonomi. Pada tahun keuangan hingga 30 Juni 2024, BHP melaporkan kerugian sekitar A$ 450 juta atau sekitar Rp 4,9 triliun di divisi nikelnya.

Perusahaan yang menambang bijih besi, batu bara, tembaga, dan nikel ini akan menangguhkan operasi penambangan dan pemrosesan di kilang nikel Kwinana, peleburan nikel Kalgoorlie, dan operasi Mt Keith dan Leinster serta menangguhkan pengembangan proyek West Musgrave.

2.500 Pekerja Terdampak

Sekitar 2.500 pekerja terdampak penghentian produksi ini. Naun BHP mengatakan akan menawarkan peluang penempatan kembali pekerja nikel garis depan ke operasi lain perusahaan atau pembayaran pesangon.

“Setiap karyawan garis depan akan ditawari peran lain di BHP dan upaya terbaik juga akan dilakukan untuk mengidentifikasi peluang penempatan kembali bagi karyawan lain yang terlibat dalam operasi sehari-hari Western Australia Nickel,” kata perusahaan itu.

BACA JUGA: Smelter Nikel PT KFI Meledak, Komisi VII Segera Lakukan Audit Investigasi

Perusahaan akan membentuk dana komunitas sebesar A$ 20 juta atau Rp 218,4 miliar untuk mendukung masyarakat dan bisnis lokal yang terkena dampak penangguhan produksi tersebut.

Diperkirakan sekitar 400 pekerja akan tetap berada di divisi nikel untuk memulai kembali operasi jika kondisi pasar membaik. Perusahaan akan menginvestasikan $450 juta setahun ke divisi tersebut untuk memungkinkan dimulainya kembali operasi.

 

(Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
mq2
Iran dan China Buka Jalur Kereta Cepat untuk Rute Baru Perdagangan Internasional
web crawling situs judi online
Web Crawling, Salah Satu Strategi BNI dalam Mengindeks Situs Judi Online
Ada Acara Palsu Atas Nama Pemkot Bandung
Hati-hati! Ada Acara Palsu Atas Nama Pemkot Bandung
Polsek Pademangan Berhasil Bongkar Kasus Curanmor
Polsek Pademangan Berhasil Bongkar Kasus Curanmor, Narkotika dan Tawuran
El Rumi Syifa Hadju
Terjawab! El Rumi Gandeng Syifa Hadju di Pernikahan Aaliyah-Thariq
Berita Lainnya

1

Streaming Indonesia U19 vs Malaysia U19 Semifinal Piala AFF U19 2024 Selain Yalla Shoot

2

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

3

PT. Tekindo Energi dan Holding Grup PT. GMG Kembali Menyalurkan Bantuan di Lukulamo

4

Kejagung Tangkap Anggota DPR Ujang Iskandar Usai Operasi Wajah di Vietnam

5

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!
Headline
Semifinal Piala AFF U19 2024 Indonesia U19 vs Malaysia U19
Buffon Hantarkan Indonesia U19 ke Final Piala AFF U19 2024 Lawan Thailand
MUI Ingatkan Judi Online
MUI Ingatkan Judi Online Bikin Permusuhan dan Hancurkan Keluarga
Beverly Priestman
Beverly Priestman Dicopot dari Jabatan Pelatih Kepala Tim Putri Kanada Imbas Skandal Penyalahgunaan Drone
BNI blokir rekening Judi Online
BNI Blokir 882 Rekening yang Digunakan untuk Transaksi Judi Online