BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan adanya peralihan (shifting) konsumsi bahan bakar minyak (BBM) subsidi ke BBM non-subsidi usai pemerintah memberlakukan sistem QR Code.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mencatat peralihan konsumsi BBM ini mencapai 1,4 juta Kiloliter (KL).
“Terjadi shifting, yang tadinya dari subsidi Pertalite, itu menjadi (konsumen BBM) non-subsidi. Menurut hitungan kami, shifting itu terjadi sekitar 1,4 juta KL,” ujar Yuliot setelah menghadiri Rapat Kerja Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu (3/9/2025), seperti dilansir dari Antara.
Yuliot menyampaikan, peralihan tersebut disebabkan oleh pemberlakuan QR Code untuk pembelian Pertalite (BBM bersubsidi). Pemerintah menyampaikan bahwa penggunaan QR Code untuk pembelian BBM bersubsidi bertujuan untuk memastikan penyaluran subsidi secara tepat sasaran.
Disisi lain, Wamen ESDM mengungkap bahwa hal ini juga yang menyebabkan masyarakat semakin banyak beralih membeli BBM di SPBU swasta.
“Dari subsidi ke nonsubsidi juga yang menyebabkan ada peningkatan permintaan untuk badan usaha swasta,” ucap Yuliot.
Baca Juga:
Daftar Harga BBM Pertamina hingga Vivo September 2025, Terjadi Lonjakan?
SPBU Swasta Kehabisan Stok, Bahlil: Silakan Beli BBM dari Pertamina
Terkait situasi kelangkaan BBM milik sejumlah SPBU swasta sejak pertengahan Agustus, Yuliot menyampaikan pemerintah akan segera membahas hal ini bersama Pertamina dan seluruh pengelola SPBU swasta.
Kelangkaan ini terjadi di SPBU milik Shell dan BP yang kehabisan stok beberapa jenis BBM untuk jangka waktu yang belum dapat ditentukan.
“Sudah ada arahan kepada Dirjen Migas untuk segera mengumpulkan. Ini segera dirapatkan antara Pertamina sama badan usaha yang memerlukan impor,” ucap Yuliot.
Lebih lanjut, Kementerian ESDM berupaya untuk menyesuaikan kebutuhan impor dari pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta dengan Pertamina, sebab hal tersebut berkaitan dengan Neraca Perdagangan Indonesia.
Kementerian ESDM mengungkapkan sudah memiliki data terkait jumlah impor BBM oleh Pertamina dan masing-masing SPBU swasta.
“Kami juga memperhatikan neraca komoditas. Jangan sampai neraca komoditas yang sudah disepakati itu ada kelebihan,” kata Yuliot.
Sebelumnya, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mempersilakan SPBU swasta, yakni Shell dan BP, untuk membeli BBM dari Pertamina.
Ia menekankan agar SPBU swasta tidak mengandalkan impor untuk menutup kekurangan BBM. Bahlil menyarankan agar SPBU swasta membeli BBM ke Pertamina yang saat ini stoknya masih banyak dan dapat dibeli.
(Raidi/Aak)