JAKARTA,TM.ID: Rencana penggunaan VAR (Video Assistant Referee) pada Liga 1 sebagai kasta kompetisi tertinggi sepakbola di Indonesia, tak lain untuk membenahi soal pengambilan keputusan wasit sebagai pengadil di lapangan.
Pengambilan keputusan yang salah oleh wasit dalam kancah sepakbola di Indonesia, rupanya sudah menjadi pembicaraan rutin karena begitu seringnya terjadi.
Contoh terbaru ketika tim Persib Bandung dikenai hukuman penalti oleh wasit dalam pertandingan menghadapi Persebaya Surabaya pada laga pekan ke 15 Liga 1 2023/2024, Sabtu (7/10/2023) lalu, di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Kota Surabaya.
Para pengamat sepakbola memiliki penilaian yang sama, bahwa Persib seharusnya tidak dihukum penalti oleh wasit Rio Putra Permana, karena jatuhnya pemain Persebaya, Sho Yamamoto, oleh kiper Persib Teja Paku Alam, sama-sama dalam posisi memburu bola di udara.
Sedangkan bola lambung yang mengarah ke gawang Persib berada dalam penguasaan penuh bek Persib Alberto Rodriguez yang posisinya berhimpitan dengan Teja dan Sho.
Alberto Rodriguez pun segera menghalau bola dengan heading kepalanya ke arah luar kotak penalti.
Sho dan juga Teja secara bersamaan memburu bola di udara, kemudian karena mengarah pada satu titik sesuai arah jatuhnya bola, maka terjadi benturan badan kedua pemain tersebut, yang membuat tubuh Sho Yamoto jatuh. Keputusan wasit Rio Putra pun dinilai konroversial.
Namun ada yang lebih fatal terkait pengambilan keputusan oleh wasit ini dalam kancah sepakbola Indonesia.
Satgas Anti Mafia Bola di bawah koordinasi Polri telah mengungkap kasus pengaturan skor di Liga 2 Indonesia musim 2028.
Polri menetapkan enam orang tersangka dalam kasus pengaturan skor itu, di mana empat di antaranya adalah wasit.
Keenam tersangka mafia wasit tersebut adalah K (LO wasit), A (kurir pengantar uang), R (wasit tengah), T (asisten wasit 1), R (asisten wasit 2), dan A (wasit cadangan).
Terkait itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan bahwa penggunaan VAR dalam sepakbola Indonesia sejatinya untuk memberantas kesalahan individu para wasit dan juga modus pengaturan skor, atau sepakbola negatif.
Karena, jelas Erick, dengan penggunaan VAR, diharapkan wasit tidak ada lagi salah ambil keputusan yang bisa merugikan tim maupun pemain.
BACA JUGA: Janji Erick Thohir Realisasikan VAR di Liga 1, Target Februari
Kata Erick, polisi sudah mempunyai komitmen untuk memenjarakan wasit atau pihak yang terkait ketika terbukti melakukan tindak melawan hukum tersebut.
Sementara sanksi tegas PSSI, dalam hal ini Komite wasit sudah menyiapkan sanksi hukuman seumur hidup bagi wasit yang terbukti sengaja melakukan kesalahan tersebut.
“Dengan ini kita harapkan bisa menekan kesalahan individu untuk para wasit, tetapi kalau ada ‘permainan’, pengaturan skor, atau sepakbola negatif, ya tetap kita tangkap. Polisi punya komitmen penjarakan, saya punya komitmen hukum seumur hidup,” tegas Erick, seperti dilansir laman PSSI, Selasa (10/10/2023).
Erick mengatakan PSSI melalui komite wasit sudah berdiskusi dengan komdis dan PT Liga untuk menghukum oknum wasit.
“Itu lah yang kita harus dorong agar sepakbola ini terus bisa terjadi peningkatan, tidak hanya industri olahraganya tapi juga prestasinya juga, karena ini berkaitan,” kata Erick.
(Aak)