BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Nama Ferry Irwandi, seorang pegiat media sosial sekaligus mantan pegawai negeri sipil (PNS), tengah menjadi sorotan publik. Hal ini menyusul pengakuannya yang menerima teror digital usai diduga dianggap sebagai sosok yang menggagalkan wacana pemberlakuan status darurat militer pada aksi demonstrasi, Minggu (31/8/2025).
Ferry yang terkenal vokal terhadap kebijakan pemerintah mengaku nomor ponsel pribadinya disebarkan di media sosial oleh akun-akun anonim. Meski begitu, melalui unggahan terbarunya, Ferry menegaskan dirinya dalam keadaan baik-baik saja.
Latar Belakang Ferry Irwandi
Ferry Irwandi lahir di Jambi pada 16 Desember 1991 dari keluarga perantau Minangkabau asal Payakumbuh. Ayahnya seorang dosen, sementara ibunya bekerja sebagai karyawan.
Sejak SMP, Ferry sudah menunjukkan minat di bidang seni, terutama teater dan film, meski akhirnya memilih menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
Selama kuliah, Ferry tetap menyalurkan hobinya lewat klub teater dan grup film bernama SCENE. Ia kemudian meraih gelar magister dari Central Queensland University. Pada 2015, Ferry menikahi Muthia Nadhira dan kini dikaruniai dua anak.
Baca Juga:
Ferry Irwandi Desak Prabowo Tindak Aparat Soal Gas Air Mata di Unisba-Unpas
Ferry Irwandi Diteror Akun Anonim, Dianggap Gagalkan Operasi Darurat Militer
Perjalanan Karier Ferry Irwandi
Ferry memulai kariernya di Kementerian Keuangan sebagai videografer di bagian hubungan masyarakat. Selama sekitar 10 tahun, ia berkarya sebagai PNS sebelum memutuskan mengundurkan diri pada November 2022 untuk fokus di dunia konten digital.
Meski sudah aktif di YouTube sejak 2010, Ferry baru serius menekuni dunia konten kreator setelah keluar dari pekerjaan PNS. Topik yang ia angkat bervariasi, mulai dari edukasi, politik, keuangan, filsafat Stoikisme, hingga isu sosial.
Nama Ferry mulai dikenal luas setelah tampil di siniar Close the Door Deddy Corbuzier pada April 2022. Kariernya kian moncer setelah berkolaborasi dengan kreator seperti Jerome Polin dan Coki Pardede dalam Malaka Project pada 2023, yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan menuju visi Indonesia Emas 2045.
Aktivisme dan Kritik Pedas
Selain sebagai kreator, Ferry terkenal sebagai aktivis yang berani mengkritik praktik-praktik tak etis di dunia digital, termasuk promosi judi online, fake giveaway, hingga klaim penghasilan palsu.
Ia juga kerap menyoroti kebijakan pemerintah yang dianggapnya semakin otoriter, terutama terkait penggunaan kekuatan militer dalam merespons demonstrasi sipil.
Kritik pedasnya terhadap Undang-Undang TNI yang baru dan keterlibatannya dalam aksi demonstrasi terakhir diduga memicu teror digital yang menimpa dirinya.
(Hafidah Rismayanti/Budis)