BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Koin kripto Worldcoin (WLD) yang dimiliki World disorot karena dibekukan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), akibat kekhawatiran akan penyalahgunaan data pribadi.
Nama Alex Blania, salah satu pendiri Tools for Humanity (TFH), perusahaan yang mengembangkan proyek World sedang ramai diperbincangkan. Alex mendirikan TFH bersama pendiri OpenAI (ChatGPT), Sam Altman dan Max Novendstern pada 2019.
Profil Alex Blania
Melansir situs resmi FAU, Selasa (6/5/2025), Alex adalah lulusan dari universitas di Jerman, yakni Friedrich-Alexander University (FAU) of Erlangen-Nuremberg.
FAU adalah kampus riset publik yang berada di Kota Erlangen dan Nuremberg, negara bagian Bavaria. Alex meraih gelar di bidang Teknik Industri dan Fisika.
Dia juga mempelajari fisika di California Institute of Technology (Caltech) sebelum mendedikasikan seluruh waktu dan perhatiannya untuk mendukung Worldcoin.
Harapan Untuk Worldcoin
Dalam sebuah wawancara dengan Buenos Aires Times (BA Times), Alex membeberkan harapan besarnya pada World dan Worldcoin, serta pandangannya terhadap perkembangan teknologi dan internet ke depannya.
Dia berharap ekosistem digital yang dibuat World bisa menjadi salah satu cara untuk memperkuat kepercayaan manusia terhadap dunia maya.
Dia juga membahas kecerdasan intelektual atau artificial intellegence (AI) yang kini terbukti memberikan kemudahan pada hidup manusia.
Alex sempat mengungkapkan fenomena terkait manusia yang bisa jatuh cinta terhadap AI. Apalagi, melihat banyaknya aplikasi AI yang menawarkan interaksi dengan romansa. Namun, terkait hal ini dia memberikan peringatan untuk berhati-hati.
Baca Juga:
Dibekukan Komdigi, Ternyata Worldcoin Sudah Bermasalah di Luar Negeri
Dalam acara At Last yang digelar World di di Fort Mason Center, San Francisco (1/5) lalu, Alex mengatakan World adalah proyek yang menghadirkan kemampuan verifikasi setiap manusia secara unik, tanpa perlu memberikan data pribadi.
“Sayangnya menghadirkan Proof of Humans dalam skala global bukan hal yang mudah. Itu sebabnya kami membuat Orb,” ujar Alex Blania.
Adapun Orb yang disebutnya adalah sumber terbuka (open source) yang bisa memberikan keamanan data pribadi dengan kunci rahasia bagi perangkat yang memiliki Orb.
Orb menggunakan chip Jetson, produk terbaru NVDIA. Pengguna melakukan scan lensa mata untuk mendapatkan World ID, yang disimpan di telepon seluler pintarnya.
(Kaje)