Pro-Kontra Soal Penjurusan SMA Dihidupkan Lagi

Penulis: Anisa

jurusan ipa ips bahasa dihidupkan
(iStock)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mewacanakan akan menghidupkan kembali sistem penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di Sekolah Menengah Atas (SMA) mulai tahun ajaran baru 2025/2026.

Dia menilai keputusan ini dilakukan untuk mendukung penyelenggaraan Tes Kemampuan Akademik (TKA) pengganti UN yang akan berbasis pada mata pelajaran tertentu.

Pendapat PGRI

Atas rencana penghidupan kembali penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa ini muncul berbagai opini dari berbagai kalangan.

Misalnya, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang setuju dengan keputusan ini karena menilai siswa akan mempelajari ilmu sesuai dengan minatnya.

“Harapannya agar siswa menguasai semua ilmu itu dengan baik, tapi jika tidak siap yang terjadi malah siswa tidak mendapatkan ilmu apa-apa atau hanya mendapatkan sedikit. Jadi dengan adanya penjurusan IPA, IPS dan Bahasa itu bagus agar siswa bisa mempelajari ilmu sesuai dengan minatnya dan menjadi ahli,” ujar Ketua Umum PB PGRI, Unifah Rosyidi, dalam keterangan tertulis dikutip Selasa (15/4/2025).

Dalam keterangan yang sama, praktisi pendidikan, Heriyanto, mengeklaim bahwa saat penghapusan penjurusan SMA di lapangan tidak sepenuhnya dapat berjalan dengan baik.

Dia mencontohkan terkait siswa yang sebelumnya ingin menjadi dokter dan fokus mempelajari kimia dan biologi.

Akan tetapi, dirinya berubah pikiran dan memilih jurusan teknik padahal siswa tersebut tidak mengikuti pelajaran fisika, yang justru menjadi dasar penting dalam bidang teknik.

Oleh karena itu, Herianto menilai agar penjurusan dihidupkan untuk mengarahkan siswa mempelajari bidang keilmuan tertentu dengan tanpa mengecualikan kemungkinan perubahan pikiran itu terjadi.

Pendapat P2G

Di sisi lain, Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menilai rencana Mendikdasmen Abdul Muti mengembalikan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang SMA terkesan terburu-buru. Rencana ini disebutnya tanpa didahului evaluasi menyeluruh terhadap implementasi Kurikulum Merdeka yang baru berjalan beberapa tahun.

Menurut Satriwan, menghidupkan jurusan akan menimbulkan adanya pengkastaan kembali antar jurusan, di mana IPA dianggap sebagai pilihan dan favorit dan siswa di jurusan lain dipandang sebagai pilihan sisa. Dia menyebut presepsi ini tak dapat dihindarkan karena sudah terbentuk puluhan tahun.

Selain itu, P2G juga menilai bahwa pembagian jurusan semacam ini dinilai tidak relevan dengan perkembangan dunia kerja dan ilmu pengetahuan yang kini lebih bersifat interdisipliner.

“Penjurusan tiga kelompok itu rasanya agak jadul (obsolete), akan memilah kecerdasan anak secara absolut. Padahal, tiap diri anak itu dapat punya potensi multi-intelegensia, punya minat bakat yang bersifat lintas disiplin,” kata Kabid Advokasi P2G, Iman Zanatul Haeri.

Lebih lanjut, perubahan ini dinilai P2G menjadi inkonsistensi kebijakan pendidikan yang kerap berubah hampir setiap pergantian menteri tanpa menyentuh persoalan-persoalan fundamental.

Menurut Iman kebijakan yang diskontinu ini dikhawatirkan akan membingungkan masyarakat dan merugikan siswa.

“Diskontinu dalam kebijakan pendidikan dapat berakibat tidak baik, sebab acuannya bukan ke RPJPN dan Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2025-2045. Menyebabkan kebingungan masyarakat, guru, siswa, dan orang tua,” ungkapnya.

BACA JUGA:

Dihapus era Nadiem, Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa Dihidupkan Kembali!

Cerminkan Ketidakadilan, Jurusan IPA, IPS dan Bahasa di SMA Diberangus!

Sebagai rekomendasi, P2G meminta Kemdikdasmen untuk lebih dulu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Kurikulum Merdeka dan tidak tergesa-gesa mengubah struktur kurikulum yang sedang berjalan.

Termasuk menyarankan agar setiap kebijakan berdasarkan pada Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2025-2045 agar ada kesinambungan jangka panjang.

(Kaje)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Real Madrid
Real Madrid Hampir Gaet Bintang Muda 45 Juta Euro dari River Plate, Siapa Dia?
Sapi Kurban Prabowo di Cirebon
KDM Antarkan Sapi Kurban Titipan Presiden Prabowo di Desa Bobos Cirebon
Kris-Moutinho-UFC-264
Kris Moutinho Kembali, Siap Hentikan Laju Tak Terkalahkan Malkolm Wellmaker
sapi kurban prabowo-1
Sapi Kurban Prabowo Dinamai Brawijaya
2025-Carlos-Sainz-profile-2000px-850x491
Tinggalkan Ferrari, Carlos Sainz Jr. Bangga Jadi Pilar Kebangkitan Williams Racing
Berita Lainnya

1

Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Unpas Raih Juara di Ajang Padjadjaran Public Relations Fair (PPRF) 2025

2

Legislator Kritik Keras Penambangan Nikel Raja Ampat Papua Barat Daya, Melanggar Regulasi!

3

Pengabdian Kepada Masyarakat – UNIBI TALK: Storytelling sebagai Cara Membentuk Personal Branding yang Autentik dan Konsisten Melalui Media Sosial Instagram

4

Sejarah Kelam Jam Malam, dari Abad Kegelapan hingga Era Dedi Mulyadi

5

Link Live Streaming Timnas Indonesia vs China Selain Yalla Shoot
Headline
Prabowo Bersyukur Timnas Indonesia Kalahkan China
Bersyukur Timnas Indonesia Kalahkan China, Prabowo Berharap Bisa Berlaga di Piala Dunia
Spanyol
Menang Dramatis 5-4 atas Prancis, Spanyol Melaju ke Final UEFA Nations League 2025
Tambang Nikel Raja Ampat, KLH Temukan Pelanggaran Aturan Lingkungan
Tambang Nikel Raja Ampat, KLH Temukan Pelanggaran Aturan Lingkungan
Prabowo Laksanakan Salat Iduladha di Masjid Istiqlal
Prabowo Laksanakan Salat Iduladha di Masjid Istiqlal

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.