BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Dari Pangayunan alias ADP (39) terungkap temuan baru.
Polisi mengatakan wajah diplomat kemlu tidak hanya terlilit lakban warna kuning, tapi juga tertutup plastik.
“Korban ditemukan dalam kondisi wajah tertutup plastik, kemudian terlilit lakban berwarna kuning di tempat tidurnya,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Kamis (24/7/2025).
Ade Ary juga menyampaikan korban juga ditemukan dalam kondisi tertutup selimut di atas tempat tidurnya.
“Kemudian tertutup selimut, korban di atas tempat tidur dengan menggunakan kaos dan celana pendek,” ucap Ade Ary.
Ia menyatakan untuk mengungkap kasus ini sebanyak 15 orang telah dimintai keterangan sebagai saksi. Saat ini, proses penyelidikan kasus kematian kemlu Arya Daru masih dilakukan.
“Sampai saat ini tim sudah memeriksa 15 orang saksi dari lingkungan kos-kosan, kemudian tempat kerja korban, dari keluarga korban, kemudian dari pihak-pihak yang terakhir berkomunikasi dengan korban,” tutur dia.
Sebelumnya diberitakan, diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Arya Daru Pangayunan (39), ditemukan meninggal dunia di sebuah kamar kos di kawasan Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025). Korban ditemukan dengan wajah terlilit isolasi berwarna kuning.
Hasil pemeriksaan awal kepolisian tidak menunjukkan adanya tanda kekerasan pada tubuh korban. Selain itu, seluruh barang pribadi korban dilaporkan masih utuh, tidak ada yang hilang.
Baca Juga:
Kroscek Temuan Baru, Kompolnas Datangi Indekos Diplomat Kemlu Arya Daru
Kompolnas: 3 Lokasi Krusial Membantu Terungkapnya Kematian Diplomat Kemlu
Pihak kepolisian hingga kini belum menemukan indikasi tindak pidana pembunuhan dalam peristiwa tersebut. Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, Arya diketahui memiliki riwayat penyakit asam lambung (GERD) dan kolesterol.
Untuk memastikan penyebab pasti kematian, polisi masih menunggu hasil autopsi lengkap, termasuk analisis histopatologi dan toksikologi yang tengah diproses oleh tim forensik.
(Virdiya/_Usk)