BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit yang menyerang ternak berkuku belah. Di sejumlah daerah kasus PMK kembali mencuri perhatian. Terkait kasus ini, pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. Sulistyo, S.T., M.Si memberikan penjelasan mengenai fenomena yang sedang terjadi.
PMK berasal dari infeksi virus dan memiliki dampak besar terhadap kesehatan serta produktivitas ternak. Dr. Sulistyo menjelaskan bahwa PMK ditandai dengan luka pada mulut, lidah, dan gusi ternak. Gejala ini sering kali disertai hipersalivasi atau produksi air liur berlebih.
“Ternak yang terinfeksi biasanya mengalami penurunan nafsu makan, demam, serta penurunan produksi susu pada ternak perah,” ungkapnya, mengutip laman UNS, Rabu (15/1/2024).
Penyebaran dan Faktor Risiko
Virus penyebab PMK menyebar melalui kontak langsung antara ternak yang sakit dengan yang sehat. Selain itu, manusia juga dapat menjadi perantara virus setelah berinteraksi dengan ternak yang terinfeksi. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko penyebaran adalah kebersihan kandang yang buruk, mobilisasi ternak tanpa pengawasan, dan rendahnya cakupan vaksinasi.
“Kondisi ini perlu mendapat perhatian serius. Selain menurunkan berat badan dan produktivitas ternak, PMK dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani dengan baik,” tegas Dr. Sulistyo.
Untuk menangani PMK, Dr. Sulistyo menyarankan beberapa langkah penting. Peternak disarankan menyemprotkan asam sitrat ke area mulut ternak guna mempercepat penyembuhan luka. Larutan asam sitrat juga memiliki sifat antivirus yang efektif. Selain itu, memberikan alas empuk seperti serbuk kayu pada lantai kandang dapat mengurangi rasa sakit pada kaki ternak.
Dr. Sulistyo juga menyarankan pemberian multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak. Peternak perlu melakukan disinfeksi kandang secara rutin, dan mengisolasi ternak yang terinfeksi sebagai langkah mitigasi penularan.
Langkah mitigasi lainnya meliputi vaksinasi massal, penerapan biosekuriti yang ketat, serta pembersihan kandang secara berkala. Pemerintah telah menyediakan kebijakan seperti layanan call center untuk melaporkan kasus PMK, dan melakukan lockdown pada pasar hewan di daerah yang terdampak.
Untuk mencegah terulangnya wabah PMK, Dr. Sulistyo menegaskan pentingnya penguatan program vaksinasi nasional, peningkatan koordinasi antarinstansi, serta kesadaran kolektif dari seluruh pihak yang terlibat, termasuk peternak.
BACA JUGA: Marak Kasus PMK, Penjualan Hewan Ternak di Bandung Barat Anjlok
Edukasi masyarakat dan penerapan tindakan pencegahan yang tepat menjadi langkah penting untuk menekan risiko wabah di masa mendatang.
Ia menegaskan kesadaran dan sinergi antara pemerintah, akademisi, serta masyarakat menjadi kunci utama dalam mengendalikan dan mencegah penyebaran PMK di masa depan.
(Virdiya/Usk)