BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, mengimbau kepada seluruh pengelola sekolah di provinsi ini agar tidak ada kekerasan dalam pelaksanaan kegiatan orientasi atau pengenalan siswa baru.
Bey menegaskan, orientasi seharusnya menjadi momen untuk mengenalkan lingkungan sekolah baru kepada siswa, bukan ajang kekerasan.
“Sesuai aturan, jangan ada kekerasan. Orientasi itu lebih kepada pengenalan dan semangat karena sekolah baru. Tidak boleh ada kekerasan,” ungkap Bey di Kota Bandung, Jumat (12/7/2024).
Pernyataan tersebut menyoroti komitmen pemerintah daerah untuk menghapus segala bentuk perundungan selama masa orientasi. Bey menyebutkan bahwa diseminasi informasi terkait hal ini telah dilakukan ke setiap sekolah di Jawa Barat.
“Kita sudah sampaikan ke sekolah untuk menghindari perundungan. Jangan sampai ada lagi,” katanya.
BACA JUGA: Buntut 262 Peserta PPDB Jabar Dianulir, Bey Panggil Kadisdik 27 Kota/Kabupaten
Selain itu, Bey juga menginstruksikan Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk memantau secara ketat pelaksanaan orientasi di setiap sekolah.
“Itu dimulai di tahap awal kegiatan sekolah, jangan ada perundungan. Saya minta Plh Kadisdik memantau orientasi ini,” ujarnya.
Menurut Bey, tujuan utama dari kegiatan orientasi adalah untuk menumbuhkan keakraban antar siswa dalam suasana yang menggembirakan dan penuh semangat.
“Betul-betul hanya untuk mengakrabkan, lebih bersifat gembira agar siswa semangat ke sekolah dengan lingkungan sekolah yang baru,” tambahnya.
Bey juga mengajak masyarakat untuk aktif melaporkan jika menemukan kasus kekerasan dalam kegiatan orientasi di sekolah melalui aplikasi Sapawarga.
“Kami tidak menoleransi sama sekali adanya kekerasan di sekolah. Saya minta (Kadisdik) untuk memantau langsung ke lapangan. Silakan bila ada yang merasa terdapat perundungan laporkan kepada kami lewat Sapawarga. Kami akan tindak tegas,” tegas Bey.
(Budis)