BANDUNG, TEROPOGMEDIA.ID — Teknologi AI saat ini berkembang sangat pesat dan dapat diaplikasikan di berbagai sektor, termasuk sektor Pertanian. AI menjadi harapan baru untuk meuwujudkan produksi pangan yang berkelanjutan.
Mengutip dari ScienceDaily, Peneliti di Universitas Bonn German kini mulai melakukan uji coba penerapan AI di lahan pertanian. Dalam riset ini, Universitas Bonn mengumpulkan peneliti dari berbagai bidang keahlian termasuk peneliti dari bidang Ilmu Tanaman, Ilmu tanah, Ekologi, Ilmu computer, Robotic, Geodesi, dan Ilmu Ekonomi Pertanian.
Teknologi ini menggabungkan Tangkapan Satelit dan teknologi AI untuk mendapatkan informasi lahan terkait jumlah populasi tanaman, persebaran hama dan penyakit, serta mendeteksi kebutuhan pupuk.
Saat ini pertanian konvensional dikatakan masih belum berkelanjutan dan masih menimbulkan kerusakan bagi lingkungan. Pengguanaan pupuk kimia berlebihan dan tidak efisien menyumbang lebih banyak gas Rumah kaca. Begitu pun dengan pestisida yang dapat mencemari air dan mengancam Kesehatan ekosistem dan lingkungan.
Lebih jauh lagi adalah dampak nya terhadap perubahan iklim yang semakin cepat dan berpotensi menimbulkan krisis pangan.
Konsep pertanian berkelanjutan menurut Dinas ketahanan Pangan adalah Sistem pertanian dengan pengelolaan sumberdaya yang dapat memenuhi kebutuhan manusia sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumberdaya alam.
Proses produksi pertanian diharapkan dapat dilaksanakan dan menghasilkan dampak negatif pada lingkungan seminimal mungkin.
Salah satu langkah untuk menuju pertanian berkelanjutan adalah dengan melakukan efisiensi dalam produksi pertanian.
BACA JUGA: Memahami Urban Farming, Solusi Pertanian di Perkotaan
Teknologi yang sedang dikembangkan ini diharapkan dapat memeberikan data lahan pertanian secara real time. Data terkait titik dengan kekurangan pupuk dan titik persebaran hama penyakti dapat ditangkap oleh satelit dan diproses oleh AI.
Hasilnya dari tangkapan satelit adalah gambaran real akan kondisi lahan pertanaman. AI nantinya berfungsi untuk meproses data dan memberikan rangkuman serta saran penanganan.
Dengan begitu, sistem pertanian menjadil lebih efektif dan efisien. Dengan mengacu pada data, penggunaan pupuk menjadi lebih efisien, serta pengendalian hama penyakit dapat dilakukan lebih selektif. Data dan informasi pertanaman ini dapat memudahkan pelaku pertanian dalam mengambil Keputusan dalam proses produksi pertanian.
Namun untuk mewujudkan nya menjadi tantangan bagi para peneliti mulai dari optimasi tangkapan gambar satelit, melatih Ai untuk memproses data (Macihne learning), hingga membuat algoritma yang sesuai.
Tantangan Petani Indonesia
Perkembangan teknologi saat ini sangat cepat, termasuk dalam sektor pertanian. Petani sebagai pelaku pertanian harus menjadi yang terdepan dalam penerapan teknologi tersebut. Petani Indonesia harus mulai mengupgrade diri dan terbuka terhadap perkembangan teknologi.
Regenerasi petani pun harus terus dilakukan untuk menyiapkan generasi petani petani yang siap beradaptasi dan memanfaatkan teknologi. Dengan begitu penerapan teknologi mampu menjadi jalan menuju pertanian yang berkelanjutan.
(Raidi Rahman/Usk)