BANDUNG,TM.ID: Target tinggi dipatok Timnas Jepang U-17 menjelang lawan Polandia U-17 di matchday pertama Grup D, Piala Dunia U-17. Sejumlah persiapan sudah dilakukan Timnas Jepang, demi menjawab ekspektasi tinggi.
Pemain Jepang, Gaku Nawata menjelaskan, tingginya target Timnas Jepang U-17 tak lepas demi tujuan besar lainnya, yakni lolos fase grup. Pasalnya dengan lolos fase grup, peluang Timnas Jepang akan jauh lebih besar dalam meraih gelar juara.
Dilihat dari potensinya, Gaku optimis tim Samurai bisa melewati fase grup. Namun tetap saja, hal itu bukan perkara mudah karena ketiga tim di Grup D juga memiliki kekuatan dan kualitas yang merata.
BACA JUGA: Cegah Aksi Teror Hingga Sabotase, Polda Metro Sigap Amankan Piala Dunia U17 di Jakarta
“Jadi kami ingin bisa lolos dari fase grup, dari empat negara yang ada di grup semuanya sama kuatnya,” ujar Gaku kepada awak media, di Lapangan ITB, Kota Bandung, Kamis (9/11/2023) malam.
Oleh karena itu, demi memuluskan target besarnya itu, Timnas Jepang U-17 harus tampil maksimal di seluruh pertandingan. Dan satu hal yang terpenting ialah berusaha mendapatkan kemenangan di laga perdana kontra Polandia.
“Kami harus menunjukan yang terbaik dan yang penting adalah laga pertama, kami harus menang di laga pertama,” kata pemain Takamado U-18 itu.
Laga perdana Grup D Piala Dunia U-17 itu dipastikan digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, pada Sabtu sore, 11 November 2023. Laga ini dipastikan akan lebih menarik karena tiket pertandingan sudah ludes terjual.
Setelah itu tim besutan Yoshiro Moriyama akan bertemu Argentina pada Selasa 14 November, dan terakhir ditantang Senegal pada Jumat, 17 November. Pertandingan versus keduanya itu akan dimainkan di Stadion Si Jalak Harupat, Kab. Bandung.
“Kami adalah tim dan kami harus melakukan yang terbaik,” kata Gaku.
BACA JUGA: Jadwal Laga Pembuka Pertandingan Piala Dunia U-17 10 November 2023
Disinggung soal pencapaiannya sebagai top skor Piala Asia sebelumnya, Gaku merasa hal itu sangatlah berbeda. Pasalnya ajang ini terbilang lebih berat dan lebih mementingkan kepentingan tim ketimbang kepentingan pribadinya.
“Itu adalah Piala Asia, dan sekarang adalah Piala Dunia. Jadi tentu ada yang berubah. Jadi yang terpenting adalah mengubah cara berpikirnya,” jelasnya.
(RF/Masnur)