SUMBAR, TEROPONGMEDIA.ID — Di zaman sekarang kita hidup di era media yang serba digital, di mana semua sudah dapat terakses lewat online, mulai dari sekolah hingga pekerjaan.
Kini media digital juga dapat kita manfaatkan sebagai sarana ekonomi. Contohnya, dapat kita lihat jelas hari ini, banyak toko online yang beroperasi, dan tidak sedikit pula peminat belanjanya. Sebagai contoh, toko online bisa diakses lewat Shopee, Lazada, tokopedia, instagram atau bahkan TikTok Shop.
Dilansir dari laman databoks.katadata.co.id, Indonesia Masuk Jajaran 10 Negara Paling Sering Belanja Online. Menurut laporan We Are Social terbaru, pada Januari 2024 ada sekitar 56,1% pengguna internet global yang biasa belanja online setiap pekan.
Jika dirinci per negara, proporsi pengguna internet yang sering belanja online ini paling banyak berada di Thailand, yakni 66,9%. Di posisi kedua ada Korea Selatan, dengan 65,8% pengguna internetnya berbelanja online setidaknya sepekan sekali.
Selanjutnya ada Turki, Uni Emirat Arab, Meksiko, Malaysia, China, dan Inggris. Adapun Indonesia menempati peringkat ke-9 dalam daftar ini, dengan proporsi pengguna internet yang belanja online setiap pekan 59,3%, setara dengan India.
BACA JUGA: Gila! Perputaran Uang Bisnis Judi Online Tembus Ratusan Triliunan di Tahun 2023
Dapat dilihat dari data di atas, dapat disebutkan bahwa penggemar belanja online di Indonesia termasuk tinggi. Kondisi ini dapat dimanfaatkan sebagai ajang menaikan ekonomi di Indonesia, yakni dengan cara berjualan online di platform media digital seperti yang sudah disebutkan di atas.
Dengan banyaknya peminat belanja, tidak menutup kemungkinan bahwa barang yang kita jual akan tidak laku. Semakin banyak peminat maka semakin besar juga toko online hingga membentuk tim pekerja, dan mempekerjkan banyak karyawan.
Nah, dari sini lah dapat dikatakan bahwa peran media bisa menaikan ekonomi di Indonesia. Faktor utama dari turunnya ekonomi di Indonesia yaitu banyaknya pengangguran, dengan cara mengurangi sedikit pengaguran dapat memperbaiki juga ekonomi di Indonesia kini.
Berbeda dengan berjualan normal, berjualan online cenderung lebih membutuhkan sedikit modal untuk menjalankannya. Jika berjualan normal kita harus membayar uang sewa tempat sedangkan jika berdagang online saat merintisnya kita bisa hanya menggunakan rumah sendiri sebagai tempat menyimpan barang, tempat packing, dan tempat mengurus pesanan pesanan yang ada.
Selain itu berjualan online juga menghemat tenaga dan menghemat waktu. Banyaknya kelebihan dari berjualan online membuat masyarakat tergiur ingin terjun kedalam dunia tersebut.
Namun, cara terjun ke dunia perdagangan online juga tidaklah mudah. Banyaknya yang berjualan juga meningkatkan daya saing yang tinggi, karena dalam dunia perdagangan online ini, sangat dibutuhkan softskill editing untuk mempromosikan barang yang dijual.
Softskill tersebut bisa kita dapati pada orang yang belajar mengenai hubungan masyarakat atau orang yang belajar mengenai media kreatif. Karena kita harus membuat iklan yang menarik serta membuat foto produk yang menarik agar konsumen membeli jualan kita tersebut.
Jika tidak memiliki softskill itu, besar kemungkinan akan kalah dalam persaingan perdagangan di dunia online ini. Selain itu kita juga harus mempelajari algoritma jika ingin memposting iklan video supaya masuk kedalam beranda khalayak luas.
Kenyatanya, bisnis online tidak semudah yang dikatakan pada paragraf di atas. Sama seperti berjualan pada umumnya, keduanya diperlukan proses hingga bisa membentuk usaha yang maju.
Jika ingin membangun usaha online, diperlukan ketelatenan yang tinggi dalam merintis usaha tersebut, karena jika sudah telaten maka besar kemungkinan peluang berhasilnya usaha itu.
Jika ingin serius tetapi dirasa tidak bisa menguasai faktor-faktor penyongkong, maka kita bisa mempekerjakan orang dengan kemampuan sepertis humas dan memahami media kreatif tersebut.
(Penulis: Hikmah Addini Hidayati
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Andalas)