JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Presiden Prabowo Subianto secara resmi melantik Muhammad Qodari sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) dalam rangkaian reshuffle kabinet yang digelar di Istana Kepresidenan, Rabu (17/9/2025). Ia menggantikan Anto Mukti Putranto.
Pelantikan ini menarik perhatian publik mengingat pada tahun 2024 lalu, Qodari sempat menghebohkan dunia politik dengan narasi “tukang kayu” yang dikait-kaitkan dengan Partai Golkar dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Saat itu, di tengah isu mundurnya Airlangga Hartarto dari ketua umum Golkar, Qodari dalam sebuah siniar menyatakan, “Sebesar-besar pohon, kalau melawan tukang kayu akan tumbang juga.”
Dalam pernyataannya tersebut, Qodari menyamakan Golkar yang berlambang pohon beringin dengan pohon besar.
Sementara “tukang kayu” diinterpretasikan banyak pihak merujuk pada Presiden Jokowi yang berlatarbelakang pengusaha meubel.
Qodari juga menyebut adanya izin dari “08”, yang merujuk pada Prabowo sebagai presiden terpilih saat itu.
Istana sebelumnya telah membantah keras melalui Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana bahwa Presiden Jokowi terlibat dalam dinamika internal partai tersebut.
Dalam prosesi sumpah jabatan sebagai Kepala KSP, M Qodari yang mengenakan jas hitam mengucapkan sumpah setia kepada Undang-Undang Dasar 1945 dan berjanji menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab.
Pengangkatannya tertuang dalam Keputusan Presiden RI Nomor xx Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri dan Wakil Menteri.
Tukang Kayu
Mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Partai Golkar pada tahun 2024 memicu berbagai spekulasi politik yang luas.
Di tengah ramainya isu yang menyebut Presiden Joko Widodo berada di balik pengunduran diri tersebut, pernyataan Pengamat Politik M Qodari dalam sebuah siniar menjadi perhatian publik.
Dalam channel YouTube Total Politik, Direktur Indo Barometer itu menggunakan analogi “pohon besar dan tukang kayu” yang ditafsirkan banyak kalangan mengonfirmasi dugaan intervensi tersebut.
Qodari mengibaratkan Partai Golkar dengan lambang pohon beringinnya sebagai pohon besar yang bisa tumbang jika berhadapan dengan “tukang kayu”, sebuah rujukan tidak langsung kepada Presiden Jokowi yang dahulu berprofesi sebagai pengusaha mebel.
“Sebesar-besar pohon, kalau melawan tukang kayu akan tumbang juga. Pohon beringin, pohon jati, itu gede banget. Tapi kalau ketemu tukang kayu jadi perabot. Dia punya perkakas,” ujar Qodari.
BACA JUGA
Ahmad Dofiri Dipercaya Prabowo Jadi Penasihat Presiden Bidang Kamtibmas dan Reformasi Kepolisian
Dalam kesempatan yang sama, Qodari juga menyebut peran Prabowo Subianto — yang saat itu merupakan presiden terpilih, dengan kode “08” dan “08 setengah”, yang diinterpretasikan sebagai pemberi izin tidak langsung atas peristiwa tersebut.
Menanggapi isu itu, Istana membantah melalui Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana. Ari menegaskan bahwa tidak ada campur tangan Presiden Jokowi dalam proses internal Partai Golkar, dan menyatakan bahwa Airlangga Hartarto tetap menjalankan tugasnya sebagai Menteri Koordinator Perekonomian.
(Aak)