BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor membentuk lima pos komando (posko) yang tersebar di berbagai wilayah, saat menetapkan Bogor dengan status tanggap darurat bencana.
Status tersebut ditetapkan, karena beberapa hari terkahir Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengalami banjir, tanah longsor, angin kencang, dan pergerakan tanah.
“Hari ini kita pertama menentukan posko utama dan kita membentuk posko di wilayah barat, timur, utara, dan selatan,” kata Bupati Bogor, Rudy Susmanto, kepada wartawan, Selasa (4/3/2025).
Rudy menjelaskan, posko tersebut berisi fasilitas kesehatan, logistik, serta keperluan untuk penanganan bencana. Termasuk data-data dampak bencana akan ada di sana.
“Lalu pendataan di masing-masing wilayah semuanya masuk ke situ. Jadi rumah yang terdampak dan pengungsi, lalu tahapan yang harus kita tempuh,” ucapnya.
BACA JUGA:
Ratusan Korban Banjir Kabupaten Bogor Dapat Bantuan Senilai Rp227 Juta dari Kemensos
Hal itu dilakukan untuk memudahkan mobilitas personel Tim SAR dalam penanganan bencana. Karena keterbatasan personel, dikhawatirkan berdampak kepada penanganan bencana.
“Jangan sampai terjadi pada saat di barat terjadi bencana, personel dari utara selatan atau timur. Kita minta ada lima, posko utamanya di BPBD. Contoh kejadian di Gunung Putri, tidak perlu tarik personel dari Cisarua.,” tuturnya.
Rudy mengatakan status tanggap darurat ini berlaku sampai 17 Maret 2025 atau 14 hari sejak ditetapkan. Sebelumnya, status tanggap darurat bencana ditetapkan lewat rapat koordinasi terkait penanganan bencana di Kabupaten Bogor.
(Virdiya/Budis)