BANDUNG,TM.ID: Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meminta, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat (Jabar) untuk memperkuat koordinasi dengan fasilitas kesehatan sampai tingkat Puskesmas saat Pemilu 2024 pada 14 Februari mendatang.
Menurut Bey, terkait masalah kesehatan, kejadian dalam Pemilu 2019 jangan sampai terulang dan harus dijadikan pelajaran.
“Jadi, seluruh Puskesmas di Jabar harus tetap buka dan bersiaga,” kata Bey saat apel kesiapsiagaan bencana Pemilu 2024 di depan Gedung Sate Bandung, Jumat (2/2/2024).
Bey menyatakan, antisipasi kebencanaan merupakan tanggung jawab semua unsur pentahelix kebencanaan, yaitu pemerintah, TNI dan Polri, masyarakat, dunia usaha, media, dan perguruan tinggi.
Bey juga meminta kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk melakukan pemetaan tempat pemungutan suara (TPS) yang berada di lokasi rawan bencana untuk dapat dilakukan mitigasi.
“Tadi saya sampaikan kepada KPU mohon agar anggota KPPS di setiap TPS diberikan kewenangan penuh jika terjadi bencana untuk melakukan tindakan yang harus diambil, jadi tidak perlu menunggu lama lagi untuk mengambil tindakan yang dilakukan,” katanya.
Berdasarkan data, kata Bey, Kabupaten Bogor menjadi yang terawan. Akan tetapi semua daerah diimabu untuk tetap waspada dengan segala kemungkinan yang terjadi.
BACA JUGA: Bey Ingatkan Kabupaten/Kota Potensi Bencana Saat Pencoblosan Pemilu 2024
Sementara berdasarkan data BPBD Jabar, ada sekitar 5.000 TPS rawan yang tersebar di 1.800 desa.
“Jangan sampai lengah, misalnya disebut Kabupaten Bogor ya yang rawan, tapi semuanya harus tetap siap siaga,” katanya.
Bey menyebutkan, ada 1.800 personel yang dipersiapakan, yang terdiri dari BPBD dan relawan, di luar personel TNI dan Polri yang juga akan disiapsiagakan.
“Personel tersebut disiagakan di tingkat kecamatan, untuk tingkat TPS dikerahkan Linmas setempat,” ucapnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) memastikan bisa mengantisipasi potensi bencana dan masalah kesehatan saat Pemilu 2024 pada 14 Februari mendatang.
Kesemuanya itu, lanjut kata Bey, sebagai antisipasi karena ada prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa puncak musim hujan ekstrem terjadi pada Februari dan Maret 2024.
“Ini perlu diantisipasi, karena Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah pemilih paling banyak, yakni 35,7 juta pemilih, yang tersebar di 140.457 tempat pemungutan suara ( TPS),” tukasnya.
(Budis)