JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) merilis Surat Edaran Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Nomor 04 Tahun mengenai petunjuk teknis Pembayaran DAM/Hadyu Tahun 1445 H/2024 M.
Juru Bicara Kemenag, Ana Hasbie mengatakan SE tersebut sebagai dari upaya pelindungan kepada jemaah haji sekaligus untuk memastikan pengelolaan pemotongan dan berjalanan sesuai ketentuan syariat.
“Edaran terbit selain agar pelaksanaan dam sesuai ketentuan hukum Islam atau Syariah Compliance, juga dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan daging hewan dam/hadyu (utilization of meat),” kata Anna Hasbie di Jakarta melansir rilis Kemenag, Minggu (2/6/2024).
BACA JUGA: Kemenag Rilis Bahan Dikecualikan dari Sertifikat Halal, Apa Saja?
“Ini juga bagian dari upaya standardisasi, rasionalisasi, akuntabilitas, dan keseragaman pembayaran dam jemaah dan petugas haji,” sambungnya.
Selain itu, edaran itu juga menginformasikan lembaga yang bisa menjadi tempat membayar dam, yaitu Rumah Pemotongan Hewan atau RPH Al-Ukaisyiyah dan RPH Adhahi.
“Sesuai juknis ini, jemaah dan petugas haji dapat membayar DAM/Hadyu-nya di dua RPH tersebut. Insya Allah lebih aman dan sesuai syariah,” jelas Anna.
Lebih lanjut, kata Anna, terdapat standar dan komponen biaya DAM yang dapat dijadikan sebagai acuan jemaah dan petugas.
Untuk RPH Adhahi, biaya yang dibayarkan sebesar SR 720. Ini untuk membayar tujuh komponen, yaitu harga kambing, jasa penyembelihan, pengulitan, pembersihan perut, pendinginan (storage cold), packing, serta biaya pengiriman dan distribusi,” ungkapnya.
Jika jemaah membarnya melalui RPH Al Ukaisyiyah dikenakan biaya sebesar SR 580. Pembayaran itu, mencakup harga kambing, jasa penyembelihan, pengulitan, pembersihan perut, pendinginan (storage cold); packing, pengolagan daging dengan proses retort, serta biaya pengiriman dan distribusi.
“Mekanisme pembayarannya dapat berupa cash atau transfer ke rekening RPH Adhahi dan RPH Al Ukaisyiyah di Makkah. Waktu penyembelihannya, pada tanggal 10 sampai 13 Zulhijah 1445 H/2024 M,” tuturnya.
“Selanjutnya, hewan DAM yang telah disembelih dikirimkan dan didistribuksikan dalam bentuk retort atau karkas untuk wilayah Makkah dan/atau Indonesia,” pungkasnya.
(Saepul/Budis)