BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Siapa yang tidak kenal dengan keluarga Cendana? Sebuah julukan untuk keluarga Presiden Soeharto yang berkuasa dari tahun 1967 sampai tahun 1998. Selain terkenal karena pengaruh kekuasaanya pada masa lampau, keluarga Cendana juga mempunyai sejumlah bisnis properti di berbagai daerah, termasuk Pecatu Indah Resort.
Sejumlah bisnis properti milik keluarga Cendana berhasil jadi ikon wisata ternama di Bali, meskipun banyak juga bisnis properti yang sudah tidak beroperasi lagi.
Artikel ini akan mengupas beberapa bisnis keluarga Cendana di Bali, yang dimana di balik kemegahannya, terselip kisah kelam yang tak terelakkan.
Bisnis Keluarga Cendana
1. Tommy Soeharto (Sang Penggagas dan Pengelola)
Tommy Soeharto, putra bungsu Soeharto, dikenal sebagai sosok di balik lima proyek properti besar di Pecatu Indah Resort, Jimbaran Bali. Diantaranya adalah Klapa Entertainment, Green Park, New Kuta Golf, New Kuta Kondotel, dan New Kuta Hotel Resort.
Namun, nama Tommy tak lepas dari kisah kontroversial Pantai Dreamland. Awalnya, kawasan ini merupakan bagian dari proyek “Resor Pecatu Indah” yang ambisius. Namun, krisis moneter dan krisis kredibilitas leadership membuat proyek ini mandek.
Kemudian, pada tahun 2014, Pantai Dreamland mulai dihidupkan kembali dan menjadi primadona wisata baru di Bali.
Sedangkan untuk beberapa proyek properti Tommy lainnya, seperti Hotel Pondok Indah Bedugul dan The Lorin Bali Resort, dikabarkan tidak beroperasi lagi atau mangkrak.
2. Bambang Trihatmodjo (Pemilik Intercontinental, Sheraton, dan Laguna)
Bambang Trihatmodjo, putra ketiga Soeharto, dikenal sebagai pendiri Bimantara Citra, yang kini berubah menjadi PT Global Mediacom Tbk.
Di bawah naungan Bimantara Group, terdapat beberapa properti mewah di Bali, seperti Intercontinental Bali Resort, Sheraton Nusa Dua Indah (sekarang The Westin Resort Nusa Dua, Bali), dan Sheraton Lagoon Nusa Dua Beach Hotel (sekarang The Laguna, a Luxury Collection Resort & Spa, Nusa Dua, Bali).
3. Sigit Harjojudanto (Hilton Bali dan Bali Cliff Resort)
Sigit Harjojudanto, putra kedua Soeharto, dikenal sebagai pengusaha properti bersama Sudwikatmono. Salah satu aset ternama mereka adalah Hotel Grand Nikko Bali yang berganti nama menjadi Hilton Bali pada tahun 2016.
Namun, di balik kemegahan Hilton Bali, terdapat kisah kelam Bali Cliff Resort yang dimiliki Sigit. Resort yang terletak di Desa Ungasan ini berhenti beroperasi pada tahun 2005 dan kini terbengkalai.
4. Tutut Soeharto (Nusa Dua Beach Hotel)
Siti Hardijanti Hastuti Soeharto, atau Tutut Soeharto merupakan putri pertama Soeharto, yang membangun Nusa Dua Beach Hotel bersama dengan Sultan Brunei. Hotel ini menjadi hotel pertama di Nusa Dua Resort dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1983.
Meskipun saham mayoritas hotel ini sekarang ialah Sultan Hassanal Bolkiah, Nusa Dua Beach Hotel tetap menjadi saksi bisu sejarah pariwisata Bali yang gemilang.
BACA JUGA: Pengertian dan Makna dari Hari Raya Nyepi Umat Hindu Bali
Dibalik kisah beberapa bisnis properti milik keluarga Cendana yang telah mangkrak, seperti Pecatu Indah Resort dan bisnis lainnya dapat menjadi pelajaran, bahwa dibalik kekuasaan dan kemegahan selalu ada konsekuensi yang menyertai.
(Virdiya/Usk)