JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Ahli forensik digital Rismon Sianipar merasa janggal terhadap ijazah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia semakin yakin, bahwa ijazah milik Jokowi adalah palsu.
Ia meneliti menggunakan perangkat lunak (software) buatan sendiri yang ia klaim mampu mendeteksi keanehan pada dokumen digital, termasuk ijazah.
Rismon menyoroti perbedaan antara pernyataan pengacara Jokowi, Yakup Hasibuan, yang menyebutkan bahwa ijazah tersebut belum pernah disebarkan, dengan klaim Dian Sandi Utama yang mengaku memiliki fotokopi asli ijazah tersebut. Menurut Rismon, hal ini menimbulkan ketidaksesuaian dan menambah kecurigaannya terhadap keaslian dokumen tersebut.
“Nah, kembali ke statementnya pengacara Pak Jokowi mengatakan bahwa Jokowi belum pernah menyebarkan ijazahnya kepada orang lain. Nah, pertanyaannya ada itu versi digital ijazah Jokowi ditampilkan di proyektor dalam bentuk slide ketika teman alumninya itu kumpul dan menunjukkan ijazahnya,” kata Rismon Sianipar dalam tayangan Youtube Refly Harun, Selasa (06/05/2025).
Sebelumnya, Rismon bersama dokter Tifa dan Roy Suryo sempat mengunjungi UGM untuk memeriksa skripsi Jokowi secara langsung.
Mereka menggunakan perangkat lunak canggih untuk menganalisis dokumen tersebut dan menemukan keanehan yang menurut mereka menunjukkan bahwa ijazah tersebut tidak asli.
BACA JUGA:
Sidang Mediasi, Pengacara Jokowi Tolak Tunjukkan Ijazah Jokowi
Namun, klaim Rismon ini telah dibantah oleh pihak UGM. Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menegaskan bahwa font Times New Roman yang digunakan pada ijazah tersebut sudah umum digunakan pada era 1980-an hingga 1990-an.
Ia juga menyayangkan pernyataan Rismon yang dianggap menyesatkan dan tidak didasarkan pada metode penelitian yang valid.
Polemik mengenai keaslian ijazah Jokowi ini masih terus bergulir dan menjadi perbincangan publik. Pihak berwenang diharapkan dapat melakukan penyelidikan secara objektif dan transparan untuk mengungkap kebenaran di balik isu ini.
(Saepul)