Nilai Historis di Balik Kerupuk Melarat Cirebon

[info_penulis_custom]
kerupuk melarat
Kerupuk Melarat (Foto: Disparbud Jabar)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Kerupuk melarat merupakan camilan unik khas Cirebon, yang ternyata mempunyai nilai historis dalam perkembangannya.

Setiap wisatawan yang berkunjung ke Cirebon dapat dipastikan punya ketertarikan untuk membelinya sebagai oleh-oleh buat para penghuni rumah, teman atau sanak saudara.

Kerupuk melarat memang unik, yang bukan hanya dari penamaannya. Kata ‘melarat’ merupakan sinonim dari dari kata ‘miskin’.

Penyertaan kata melarat tersebut berkaitan erat dengan proses pembuatan camilan tersebut yang tak menggunakan minyak goreng.

Kerupuk ini mengembang setelah disangrai di atas pasir panas, yang tak lazim seperti kerupuk lainnya yang digoreng dengan minyak goreng.

Menghimpun informasi dari berbagai sumber, ternyata ada alasan tersendiri kenapa camilan tersebut dinamai kerupuk melarat dan tak menggunakan minyak goreng dalam.

Penamaan kerupuk melarat ternyata bukan tanpa alasan. Kata melarat benar-benar merujuk pada kondisi sebenarnya, yakni masa kesulitan ekonomi pada masa pra kemerdekaan.

Kerupuk melarat mulai berkembang sejak tahun 1926, di mana kala itu minyak goreng begitu sulit didapatkan karena harganya yang selangit.

Namun, kondisi ekonomi yang sulit ini sangat tidak mendukung kebutuhan dasar masyarakat, sehingga memaksa masyarakat untuk melakukan inovasi.

Masyarakat akhirnya mengganti minyak dengan pasir bersih untuk menyangrai kerupuk yang mereka buat. Namun, pasir yang digunakan tidaklah sembarangan.

Pasir yang digunakan diambil dari pegunungan yang sudah melewati proses pengayakan. Setelah pasir diayak, kemudian dijemur agar lebih kering dan bersih agar layak digunakan untuk menyangrai kerupuk.

BACA JUGA: Sering Jadi Pelengkap Makanan, Ini 10 Jenis Kerupuk Unik Indonesia

Sebagai penarik selera, kerupuk tersebut diberi beragam warna. Bahan utama yang duigunakan, yakni tepung tapioka dengan campuran bawang putih, ketumbar, gula, garam, hingga terasi sebagai penyedap rasa.

Sejalan waktu ingga saat ini, proses pengolahan kerupuk melarat tidak berubah, di mana penyangraian tetap menggunakan pasir dengan penyedap rasa yang tidak diubah.

Tidak kemudian menggunakan minyak goreng meski kondisi ekonomi sudah membaik. Mempertahankan penyangraian dengan pasir panas tetap dipertahankan karena sudah terkondisi menjadi sebuah konvensi budaya masyarakat.

Bahkan Kerupuk Melarat saat ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) pada tahun 2023. Hal ini semakin memperkaya khasanah budaya nasional asal Jawa Barat.

 

(Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Telkom University Purwokerto
Telkom University Purwokerto Gelar Pameran Poster Internasional Bertajuk “Posthuman Exhibition 2025"
Christin Novalia Simanjuntak
Sambut SPMB 2025, Christin Kunjungi SMA Negeri 1 Cikarang Utara
Barcelona
Raphinha Resmi Perpanjang Kontrak dengan Barcelona hingga 2028
Kontraknya Bersama Persib Segera Selesai, Beckham Putra Akui Dapat Tawaran Dari Klub Luar Negeri
Kontraknya Bersama Persib Segera Selesai, Beckham Putra Akui Dapat Tawaran Dari Klub Luar Negeri
Inter Milan
Prediksi Skor Como vs Inter Milan United Serie A 2024/2025
Berita Lainnya

1

Ini Syarat dan Cara Daftarkan Anak ke Barak Militer

2

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

3

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

4

Kunci Jawaban Perbedaan Gambar di Event Naruto x MLBB

5

Ribuan Bobotoh Ramaikan Masak Besar Bobon Santoso, Batagor Khas Bandung Jadi Hidangan Andalan 
Headline
Luka Modric
Resmi Berpisah, Luka Modric Tutup Perjalanan Gemilang Bersama Madrid
Jorge Martin
Bungkam Sepekan, Aprilia Bantah Isu Jorge Martin Hengkang dari MotoGP
parpol anggaran apbd
Soal Usulan Parpol dapat Anggaran, Legislator: Tak Bisa Instan!
1.011 Rumah di Kabupaten Tasikmalaya Terendam Banjir, 243 Warga dievakuasi Tim SAR Gabungan
1.011 Rumah di Kabupaten Tasikmalaya Terendam Banjir, 243 Warga Dievakuasi Tim SAR Gabungan

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.