INDRAMAYU, TEROPONGMEDIA.ID — Museum Bandar Cimanuk (MBC) merupakan salah satu destinasi wisata sejarah terpenting di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Berlokasi di Jalan Veteran No. 1, museum ini hanya berjarak 100 meter dari Alun-Alun Indramayu dan berada di dekat Sungai Cimanuk, salah satu ikon kawasan tersebut.
Keberadaan museum ini merupakan buah kolaborasi antara Pemerintah Daerah dan Komunitas Museum Cimanuk yang memiliki tekad kuat untuk melindungi warisan sejarah dan budaya lokal.
Sebagai penyimpan memori panjang perjalanan Indramayu, Museum Bandar Cimanuk menghadirkan ratusan koleksi benda bersejarah dari berbagai masa, mulai dari era Hindu-Buddha, penjajahan Belanda, hingga periode kemerdekaan Indonesia.
Berbagai artefak tradisional yang dipamerkan memberikan gambaran autentik tentang kehidupan masyarakat Indramayu di masa lalu.
Eksplorasi Ruang Pameran
Museum ini terbagi menjadi lima ruang utama dengan tema berbeda. Salah satu ruangannya menyimpan naskah-naskah kuno, pusaka, serta dokumentasi foto yang mengisahkan perjalanan para Bupati Indramayu dari generasi ke generasi.
Selain itu, pengunjung dapat menikmati beragam karya seni tradisional, termasuk koleksi topeng Mimi Rasinah, sang maestro Tari Topeng legendaris.
Di area luar museum, terdapat berbagai benda ikonik seperti Pedati Ki Jaga Muara, alat transportasi tradisional tahun 1930-an. Koleksi lain seperti becak antik dan sepeda ontel turut memperkaya nuansa nostalgia bagi para pengunjung.
Untuk kenyamanan, museum juga menyediakan kafe sebagai tempat beristirahat setelah menjelajahi seluruh ruangan.
Dari Gedung Tua Menjadi Pusat Sejarah
Museum Bandar Cimanuk berdiri di bekas Gedung Jawatan Penerangan dan kini berfungsi sebagai pusat dokumentasi sejarah dan budaya yang terpelihara dengan baik. Tak hanya menjadi destinasi favorit wisatawan, museum ini juga menjadi sumber pembelajaran bagi mereka yang ingin mendalami sejarah Kabupaten Indramayu.
Setiap ruangan dirancang untuk mengungkap peradaban yang pernah berkembang di wilayah ini. Sebagai wujud komitmen pelestarian, museum buka setiap Selasa hingga Minggu, pukul 08.00–17.00 WIB, dengan harga tiket masuk yang terjangkau bagi semua kalangan.
Lebih dari sekadar tempat penyimpanan benda bersejarah, Museum Bandar Cimanuk menghadirkan pengalaman “time travel” melalui berbagai peninggalan masa lalu. Sebagai saksi bisu perjalanan Indramayu, museum ini layak dikunjungi bagi siapa pun yang ingin menyelami warisan budaya dan sejarah daerah ini secara mendalam.
Kunjungan Kemendikbud RI
Bupati Indramayu, Lucky Hakim, didampingi oleh Dirjen Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Kemendikbud RI, Restu Gunawan, melakukan kunjungan ke Museum Bandar Cimanuk (MBC) yang terletak di Jalan Veteran, Indramayu.
Keberadaan MBC diharapkan mampu menjadi media pembelajaran sekaligus memperkuat citra kota Kabupaten Indramayu.
Restu Gunawan menyatakan bahwa sebagai wilayah pesisir di Jawa Barat, Indramayu memiliki keunikan budaya yang membedakannya dari budaya Sunda yang dominan di provinsi tersebut.
Menurutnya, kebudayaan Indramayu dan Cirebon memiliki banyak kesamaan. Oleh karena itu, kekhasan ini perlu terus dikembangkan agar menjadi identitas unggulan daerah.
Kehadiran MBC diharapkan dapat memperkuat citra Indramayu sebagai kawasan pesisir yang kaya akan keragaman budaya.
“Dengan kepemimpinan Bapak Lucky Hakim, saya yakin Indramayu akan semakin kokoh dalam menjaga budayanya. Ini adalah momen penting bagi Indramayu untuk melakukan terobosan besar bersama para pelaku budaya,” ujar Restu dalam keterangan resmi Pemkab Indramayu, Minggu (27/4/2025).
Bupati Lucky Hakim mengapresiasi kedatangan Dirjen ke Kabupaten Indramayu. Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah daerah dan pusat, tujuan bersama untuk memajukan kebudayaan Indonesia berbasis kearifan lokal dapat tercapai.
“Terima kasih atas segala masukan yang diberikan. Kita bersama-sama membangun Indonesia, dimulai dari daerah,” ucap Lucky Hakim.
Selama kunjungan di MBC, Bupati Lucky Hakim dan Dirjen Restu Gunawan mendapat penjelasan dari Ketua MBC, Nang Sadewo, yang memandu mereka berkeliling museum. Acara kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah di halaman belakang museum.
(Aak)