JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Dalam rangka Milad ke-49 Majelis Ulama Indonesia (MUI), akan digelar Konferensi Ulama se-Asia Tenggara.
Konferensi Ulama se-Asia Tenggara diinisiasi oleh Komisi Dakwah MUI, yang akan digelar pada 26-28 Juli 2024 di Jakarta.
Ketua Komisi Dakwah MUI KH Ahmad Zubaidi mengatakan, inisiatif ini mendapat apresiasi dari pemerintah. Sebagai bentuk apresiasi, pada 26 Juli nanti para peserta konferensi akan diterima oleh Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin di Istana Wakil Presiden RI.
“Pada Jumat 26 Juli 2024 kita akan diterima oleh Wakil Presiden di Istana Wapres untuk seluruh peserta Konferensi Ulama se-Asia Tenggara yang berjumlah 105 orang,” kata Kiai Zubaidi dalam keterangan resminya, Rabu (17/7/2024).
Komisi Dakwah MUI menginisiasi pembentukan Dai se-Asia Tenggara untuk mengikat persaudaraan. Pembentukan asosiasi tersebut ditargetkan terbentuk melalui forum Konferensi Ulama se-Asia Tenggara.
Sebelumnya, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis menyampaikan, pembentukan asosiasi dai se-Asia Tenggara itu juga sebagai upaya penguatan dakwah dan keulamaan di Asia Tenggara.
“Tentu kita akan mempertemukan para ulama dan dai, mengikat persaudaraan dengan kuat. Kita membincangkan penguatan dakwah dan keulamaan di ASEAN sekaligus kita membuat wadah atau asosiasi dakwah se-ASEAN,” kata dia kepada MUIDigital, Sabtu (13/7/2024).
Kiai Cholil menekankan, pembentukan Asosiasi Dai se-Asia Tenggara itu juga untuk memperkuat ikatan keulamaan dan gerakan keumatan menjadi satu. Hal itu juga dalam rangka memperkuat regional, ekonomi, ketahanan, dan pemikiran.
Kiai Cholil menuturkan, para peserta yang telah mengkonfirmasi telah ada dari 10 negara. Sementara, satu lagi negara ASEAN yang hingga kini belum memberikan konfirmasi hanya Timor Leste.
Kiai Cholil menyampaikan, MUI ingin menyatukan para dai se-Asia Tenggara bisa bersatu di tengah keberagaman. Sebab, umat Muslim di Asia Tenggara ada yang menjadi mayoritas dan minoritas.
“Umat Muslim di Asia Tenggara sangat beragam karena ada yang mayoritas, bahkan ada negara Islam seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Tapi ada Muslim yang minoritas seperti di Thailand, Kamboja, dan Vietnam,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Depok Jawa Barat ini, Asosiasi Dai se-Asia Tenggara itu bisa menyatukan persaudaraan sesama Muslim.
“Insya Allah dalam kegiatan pertemuan ulama tersebut mengundang se-ASEAN dan ulama Indonesia tingkat pusat sebanyak 100 orang,” tuturnya.
Lebih lanjut, Kiai Cholil menuturkan, dalam forum pertemuan tersebut juga akan membincangkan mengenai Wasathiyatul Islam, penyebaran Islam Wasathiyah, penyamaan persepsi, dan mengharmoniskan gerakan dakwah yang konstruktif dan perdamaian di ASEAN.
BACA JUGA: Dakwah Digital Jadi Salah Satu Agenda Penting MUI
Kiai Cholil menerangkan, pihaknya telah mempersiapkan acara tersebut dengan baik. Sekaligus, para peserta dalam forum tersebut juga akan menghadiri acara puncak Milad ke-49 MUI di Jakarta.
“Sudah berkordinasi dengan Kemenlu RI dan berkordinasi dengan Duta Besar RI yang ada di negara ASEAN. Insya Allah akan berjalan dengan baik karena persiapannya sudah berjalan dengan baik,” tutupnya.
Kiai Cholil berharap, Islam bisa menjadi solusi penyelesaian masalah di setiap negara ASEAN, baik itu di negara mayoritas Muslim maupun minoritas Muslim.
(Aak)