BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono akan jadi inspektur upacara pemakaman mendiang Diplomat senior Hasjim Djalal di TMP Kalibata. Putra kedua almarhum Hasjim, Dino Patti Djalal mengatakan mendiang ayahnya akan dimakamkan sore ini.
“Saya berterima kasih tentu kepada Pak Menlu Sugiono yang hadir hari ini untuk memberikan last respect kepada Pak Hasjim,” kata Dino di rumah duka, Jalan Taman Cilandak III, Jakarta, Senin (13/1/2025).
Dino menyebut mendiang ayahnya sudah mengalami sakit sejak lama. Namun sosok Hasjim Djalal bisa tetap bisa bertahan hingga sejauh ini, bahkan setelah mengalami dua kali COVID-19 saat masa pandemi.
Beberapa waktu lalu, dia pun dikabarkan bahwa ayahnya mengalami penyakit kanker. Namun penyebab meninggalnya bukan karena kanker melainkan karena komplikasi lain.
“Jadi benar-benar fighter. Dan tadi juga saya cerita ke Pak Menlu di hari-hari terakhir itu walaupun bicara sudah menggumam, selalu mengenai politik luar negeri, selalu mengenai hukum laut internasional,” katanya.
Dino menceritakan sosok Hasjim merupakan seorang diplomat yang sangat tangguh hingga sukses mendorong Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), disahkan pada tahun 1982.
Dengan konvensi itu, Republik Indonesia mengukuhkan luasan Nusantara sebagai bagian dari hukum internasional, yang sebelumnya ditentang oleh negara lain.
“Kita harapkan itu jasa-jasa beliau untuk negara bisa dikenal dengan baik,” katanya
Adapun, Hasjim Djalal, menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 90 tahun di Jakarta pada Minggu pukul 16.40 WIB.
Lahir pada tahun 1934, Hasjim Djalal adalah diplomat senior Indonesia yang pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1981-1983, kemudian Kanada pada 1983-1985, dan untuk Jerman pada periode 1990-1993.
Hasjim diketahui jadi salah satu diplomat Indonesia yang berperan dalam penyusunan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) yang disahkan pada tahun 1982.
BACA JUGA: Kabar Duka, Presiden AS ke-39 Jimmy Carter Meninggal Dunia di Usia 100 Tahun
Menurut keterangan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Hasjim bersama menteri luar negeri RI kala itu, Mochtar Kusumaatmadja, berperan memperjuangkan gagasan negara kepulauan serta wawasan nusantara, sebagaimana diamanatkan Deklarasi Juanda, supaya diakui komunitas internasional.
(Kaje/Budis)