BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Titanic, kapal legendaris yang menabrak gunung es dan tenggelam pada tahun 1912, menjadi salah satu tragedi maritim paling terkenal di dunia.
Tidak sedikit orang yang tertarik dengan kisah dari tragedi kapal ini, karena keberanian, drama, dan kehilangan yang menyertainya.
Sekarang, terdapat Museum Titanic di Tennessee, Amerika Serikat (AS), yang menawarkan kesempatan kepada pengunjung untuk mengalami langsung bagaimana rasanya berada di atas kapal tersebut pada malam nahas itu.
Salah satu atraksi unik yang sering menjadi sorotan adalah pengalaman merasakan dinginnya air es seperti yang dialami penumpang Titanic.
Sejarah Titanic
Kapal RMS Titanic adalah kapal penumpang terbesar dan termewah di masanya. Dibangun dengan harapan besar sebagai kapal yang “tidak dapat tenggelam”, Titanic memulai pelayaran perdananya dari Southampton, Inggris, menuju New York pada 10 April 1912.
Namun, di malam 14 April 1912, kapal ini menabrak gunung es di Samudera Atlantik Utara dan tenggelam dalam waktu kurang dari tiga jam.
Tragedi ini mengakibatkan kematian lebih dari 1.500 orang dari sekitar 2.224 penumpang dan awak yang berada di kapal tersebut. Kehancuran Titanic membawa dampak besar dalam sejarah pelayaran, mengubah standar keselamatan maritim global hingga hari ini.
Museum Titanic
Museum sebagai penghormatanterhadap kapal Titanic ini menawarkan pengalaman mendalam bagi pengunjung, tidak hanya melalui artefak dan memorabilia, tetapi juga melalui simulasi interaktif.
Salah satu atraksi utama yang museum ini tawarkan adalah simulasi air es, yang memungkinkan pengunjung merasakan suhu air laut yang sama dengan para penumpang Titanic alami ketika mereka terjun ke laut setelah kapal tenggelam.
Simulasi Air Es
Dalam tragedi Titanic, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi para korban yang terjebak di laut adalah suhu air yang luar biasa dingin. Air Atlantik Utara saat itu berada di sekitar 2°C, yang cukup dingin untuk menyebabkan hipotermia dalam hitungan menit.
Di museum Titanic, pengunjung dapat mencelupkan tangan mereka ke dalam air dengan suhu yang sama. Ini memberikan pengalaman yang sangat nyata dan emosional, membawa pengunjung lebih dekat dengan apa yang dirasakan korban pada malam yang tragis itu.
Selain simulasi air dingin, museum juga sering menampilkan pameran visual yang menunjukkan rincian tentang bagaimana kapal tenggelam, termasuk model skala besar Titanic, serta rekonstruksi beberapa ruangan kapal seperti kabin kelas satu dan ruang makan.
Rekonstruksi Ruangan
Salah satu daya tarik utama museum Titanic adalah rekonstruksi berbagai ruangan di dalam kapal, termasuk kabin kelas satu yang mewah dan ruang makan utama. Pengunjung dapat berjalan melalui ruangan-ruangan ini dan melihat langsung perabotan dan dekorasi yang digunakan pada masa itu.
Hal ini memberikan perspektif unik tentang perbedaan tajam antara kehidupan para penumpang kelas satu yang hidup dalam kemewahan, dan penumpang kelas tiga yang hidup dalam kondisi sederhana.
Ruangan Kelas Satu
Kabin kelas satu di Titanic terkenal dengan kemewahannya. Lengkap dengan tempat tidur besar, perabotan elegan, dan kamar mandi pribadi, kabin ini menawarkan fasilitas hanya untuk kalangan elit saat itu.
Pengunjung museum dapat melihat replika kabin ini dan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang bagaimana para penumpang kaya menjalani pelayaran mereka.
Ruangan Kelas Tiga
Berbeda jauh dari kemewahan kelas satu, kabin kelas tiga di Titanic jauh lebih sederhana. Para penumpang kelas tiga, kebanyakan imigran yang mencari kehidupan baru di Amerika Serikat, tinggal di ruangan kecil yang dihuni beberapa orang.
Museum juga menawarkan rekonstruksi kabin kelas tiga ini, memungkinkan pengunjung untuk melihat kontras yang nyata antara kedua kelas tersebut.
BACA JUGA: Fosil Tinja Terbesar Ada di Museum York, Inggris?
Berkunjung ke museum kapal Titanic dapat membuat Anda merasakan langsung bagaimana tragedi yang terjadi pada tahun 1912, yang menghebohkan publik, dan terkenang hingga saat ini.
(Virdiya/Aak)