BANDUNG,TM.ID: Puncak Suroloyo, merupakan destinasi alam yang memiliki cerita kesultanan penguasa tanah jawa. Untuk mencapai Puncak Suroloyo, pengunjung haru melewati beragam track perjalanan.
Cerita sejarah Puncak Suroloyp sendiri mulai dari Perbukitan Menoreh yang membentang bak siluet patung Budha Tidur, terbentang di sebelah barat laut Candi Borobudur.
Pada abad ke-18, seorang pujangga dari Keraton Surakarta, Ngabehi Yasadipura I, menciptakan sebuah karya sastra epik berjudul “Serat Cabolek”.
Dalam ceritanya, Raden Mas Rangsang, yang kemudian bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo, mendapatkan wangsit bahwa ia akan menjadi penguasa Tanah Jawa.
Untuk mencapai takdir tersebut, Sultan Agung melakukan tapa kesatrian di Puncak Suroloyo, yang menjadi destinasi wajib bagi para pelancong pencinta petualangan dan keindahan alam di kawasan Borobudur.
Perjalanan menuju Puncak Suroloyo sendiri bukanlah perkara mudah. Dengan jalanan sempit yang penuh tanjakan curam, kelokan tajam, dan terapit oleh bukit dan jurang, perjalanan ini menjadi tantangan tersendiri.
Namun, segala rasa takut akan tergantikan oleh kekaguman saat tiba di destinasi. Gugusan perbukitan berdiri kokoh, melindungi lembah yang dikelilingi oleh areal persawahan dan ladang.
Warna hijau berpadu dengan biru langit dan putihnya mega menciptakan pemandangan memukau. Di antara rumpun ilalang, bunga liar tumbuh dengan anggun, menambah keindahan alam Puncak Suroloyo.
Perjuangan Mencapai Puncak Suroloyo
Setelah menempuh perjalanan sejauh 15 km dengan sepeda motor, para pelancong yang mengunjungi Puncak Suroloyo harus menaklukkan 286 anak tangga dengan tingkat kemiringan yang tinggi.
Meski melelahkan, setiap langkah diiringi keindahan alam sekitar. Ketinggian Puncak Suroloyo yang mencapai 1.019 m dpl memberikan perspektif yang menakjubkan.
Sesampainya di puncak, pengunjung akan mendapati kepakan sayap puluhan burung gereja, kupu-kupu, dan capung, seolah-olah memberikan sambutan hangat. Pemandangan yang terbentang di depan mata memukau hati setiap pengunjung.
Area pesawahan terasering di dinding perbukitan, lembah, dan perdesaan membentuk paduan harmonis. Di kejauhan, puncak-puncak Gunung Sindoro, Sumbing, Merbabu, dan Merapi muncul di balik gumpalan awan. Candi Borobudur, meski tampak mungil, terselip di antara pepohonan.
Puncak Suroloyo bukan hanya tempat wisata alam, tetapi juga menyimpan nilai sejarah dan kearifan lokal.
BACA JUGA: Nuansa Wisata Kampung Ramadhan Jogokariyan yang Bikin Betah
Tiket masuk yang terjangkau, memberikan akses kepada pengunjung untuk menikmati keindahan alam dan keberagaman flora serta fauna.
Puncak Suroloyo buka 24 jam sehari, Senin hingga Minggu, memberikan fleksibilitas bagi wisatawan yang ingin menikmati keajaiban alam di berbagai waktu.
Keindahan alam, tantangan perjalanan, dan suasana spiritual membuat Puncak Suroloyo menjadi surga tersembunyi yang menunggu untuk dijelajahi. Puncak Suroloyo dapat menjadi destinasi alternatif ketika berkunjung ke Candi Borobudur yang ramai pengunjung.
(Vini/Aak)