JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Penggerebekan besar-besaran dilakukan oleh agen dari Immigration and Customs Enforcement (ICE) pada salah satu milik Hyundai dan LG Energy Solution di Amerika Serikat, menjadi sorotan dunia.
Dalam penggerebekan itu, kabarnya ratusan pegawai diamankan dalam operasi tersebut. Insiden ini memunculkan kekhawatiran serta kepanikan di kalangan pekerja dan keluarga mereka.
Seorang pekerja asal Korea Selatan menceritakan suasana tak kondusif dalam penggerebekan terjadi. Ia mengaku pertama kali menyadari adanya operasi penangkapan itu pada Kamis pagi, setelah menerima banyak panggilan dari pihak perusahaan.
“Banyak telepon berdering dan pesannya adalah untuk menghentikan operasi,” ujar pria yang tak disebutkan namanya melansir BBC, dikutip Selasa (09/09/2025).
Ketika kabar penangkapan menyebar, para anggota keluarga pekerja yang panik mencoba menghubungi orang-orang tercinta mereka. Namun, banyak dari pekerja tersebut tak bisa dihubungi karena gawai mereka tertinggal di kantor.
“Mereka ditahan dan meninggalkan semua ponsel mereka di kantor. Mereka menerima panggilan, tetapi kami tidak bisa menjawab karena kantor terkunci,” ungkapnya lagi.
Otoritas Amerika Serikat menyampaikan, pada peristiwa itu sejumlah pekerja sempat mencoba kabur saat. Bahkan, beberapa orang nekat melompat ke kolam limbah untuk menghindari penangkapan.
Usai berhasil diamankan, para pekerja dibagi ke dalam kelompok berdasarkan kewarganegaraan serta status visa, sebelum akhirnya dinaikkan ke dalam bus untuk proses lebih lanjut.
Motif Penggerebekan Pabrik Hyundai dan LG di AS
Pabrik yang digerebek diketahui merupakan lokasi pembangunan fasilitas baterai kendaraan listrik yang sedang dikerjakan oleh Hyundai bersama LG Energy Solution.
Otoritas AS menduga adanya praktik perekrutan tenaga kerja ilegal di proyek tersebut. Disebutkan bahwa operasi ini merupakan yang terbesar dalam sejarah penyelidikan oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat.
BACA JUGA:
Menanggapi kejadian tersebut, Hyundai dan LG Energy Solution mengeluarkan pernyataan bersama. Keduanya menegaskan dukungan penuh terhadap proses penyelidikan yang dilakukan oleh otoritas setempat.
“Untuk membantu pekerjaan (penyelidikan) mereka, kami telah menghentikan sementara konstruksi,” demikian pernyataannya.
Pengakuan Perusahaan
Lebih lanjut, perusahaan juga menjelaskan bahwa sejauh ini tidak ada pekerja yang ditangkap dalam penggerebekan tersebut yang secara langsung dipekerjakan oleh Hyundai Motor Company.
“Berdasarkan pemahaman kami saat ini, tidak ada dari mereka yang ditahan yang secara langsung dipekerjakan oleh Hyundai Motor Company,” jelas perusahaan lagi.
Kedua perusahaan menegaskan komitmen mereka untuk selalu mematuhi hukum dan regulasi yang berlaku di setiap negara tempat mereka beroperasi.
Sebelumnya, pihak ICE menyatakan total 475 pekerja telah ditahan dalam operasi ini. Mereka diketahui memasuki Amerika Serikat melalui berbagai cara ilegal, di antaranya menyeberang perbatasan secara tidak sah, menggunakan program bebas visa tanpa izin kerja, serta memiliki visa namun telah melewati masa berlaku.
(Saepul)