JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Ketua Majelis Pertimbangan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy atau Romy menilai kepemimpinan partai di bawah Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Muhamad Mardiono telah gagal mempertahankan eksistensi PPP di parlemen.
Ia menegaskan, Mardiono tidak layak untuk kembali maju sebagai calon ketua umum dalam Muktamar 2025.
“Bahwa kepemimpinan saat ini sudah gagal mempertahankan PPP di Senayan. Jadi, untuk dimajukan lagi sebagai caketum jelas sudah sangat tidak layak. Hampir seluruh DPW dan DPC sangat setuju dengan hal ini,” kata Romy, melansir Merdeka, Rabu (14/5/2025).
PPP Terancam Kehilangan Arah
Sebelumnya, PPP tidak lolos ke Senayan dalam Pemilu 2024 karena gagal menembus ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Situasi ini membuat posisi kepemimpinan partai mendapat sorotan tajam dari para kader dan elite senior PPP.
Romy menyebut, bahwa kegagalan ini tidak bisa dibiarkan tanpa evaluasi menyeluruh, termasuk dalam hal kepemimpinan. Ia menilai, regenerasi dan pembaruan kepemimpinan menjadi mutlak diperlukan untuk membangkitkan kembali semangat perjuangan PPP menuju Pemilu 2029.
Romy juga mendorong PPP untuk lebih terbuka terhadap figur calon ketua umum dari luar struktur partai. Ia menyarankan agar partai tidak terpaku pada aturan yang tertuang dalam AD/ART mengenai syarat calon ketua umum harus pernah menjabat sebagai pengurus harian DPP atau ketua majelis.
“PPP harus fleksibel. Di samping internal, PPP harus membuka diri untuk sourcing caketum dari luar partai. Tidak perlu kaku memegangi AD/ART. Karena AD/ART itu bukan kitab suci,” ujar Romy.
Ia menilai pendekatan terbuka dapat menghadirkan pemimpin yang memiliki kapasitas besar dan dukungan luas dari masyarakat.
Baca Juga:
Sikap Seragam 20 DPW, Ingin Ganti Ketum Partai PPP!
Ma’ruf Amin Wanti-wanti Kaderisasi untuk PKB: Kepentingan Bangsa Harus di Atas Pribadi!
Delapan Nama Masuk Bursa Caketum PPP
Sejauh ini, kata Romy, sejauh ini sudah ada delapan nama yang muncul dalam bursa calon ketua umum PPP. Tiga nama berasal dari internal, yaitu Sandiaga Salahudin Uno, Sekjen PPP Arwani Thomafi, dan Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin).
Sedangkan lima nama lainnya berasal dari eksternal, yakni Saifullah Yusuf (Gus Ipul), mantan KSAD Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, mantan Ketua DPR Marzuki Alie, dan mantan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.
“Saya mendorong sebanyak-banyaknya calon. Saya terus mengikuti suara-suara dari pusat dan daerah. Semakin banyak calon, semakin baik bagi demokrasi di internal partai,” ujarnya.
Romy Pilih Tidak Maju
Meski namanya sempat disebut sebagai salah satu kandidat potensial, Romy memastikan dirinya tidak akan maju sebagai calon ketua umum PPP. Ia memilih untuk mendorong munculnya wajah baru yang membawa semangat dan energi pembaruan.
“Saya sendiri lebih memilih untuk mendorong wajah baru untuk memimpin partai. Karena PPP butuh energi baru. Energi besar. Bukan untuk berjalan. Tapi untuk melompat. Mengatasi semua rintangan untuk kembali ke Senayan 2029,” kata Romy.
Muktamar PPP 2025 diproyeksikan menjadi titik balik penting bagi masa depan partai. Dengan evaluasi menyeluruh dan pemimpin baru yang membawa visi segar, PPP berharap bisa kembali mendapatkan kepercayaan publik dan bangkit sebagai kekuatan politik nasional.
(Dist)