BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Tiga warga Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, berhasil diselamatkan dalam kondisi luka-luka setelah longsor menerjang permukiman dan kantor desa setempat pada Minggu (18/5/2025) malam.
Kejadian yang berlangsung sekitar pukul 21.30 WIB itu memicu kepanikan warga, puluhan di antaranya memilih mengungsi ke tempat aman meski tidak terdampak langsung.
Material tanah basah akibat hujan deras selama beberapa hari sebelumnya tiba-tiba mengubur sebagian rumah warga dan Kantor Desa Nagreg Kendan.
43 warga dari zona rawan membanjiri musala RW 03 dan Mapolsek Nagreg sebagai antisipasi longsor susulan. Mereka mengungsi sendiri karena khawatir terjadi longsor susulan.
BACA JUGA
Kantor Desa Kendan dan Rumah Tertimpa Meterial Longsor Nagreg
Proses pembersihan material longsor masih berlangsung hingga siang ini. Peristiwa ini diduga akibat faktor alam yang diperparah oleh drainase buruk di lereng Nagreg.
Data sementara menunjukkan tidak ada korban jiwa, namun warga mempertanyakan sistem peringatan dini yang dinilai lamban merespons ancaman.
Puluhan Rumah dalam Ancaman Serius
Tim gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Basarnas, TNI-Polri, Forkopimcam Nagreg, dan relawan bergerak cepat menangani dampak longsor yang meluluhlantakkan Kantor Desa Nagreg Kendan dan enam rumah warga, Minggu (18/5) malam.
Bupati Bandung Dadang Supriatna turun langsung memantau lokasi bencana, memastikan evakuasi korban dan antisipasi longsor susulan.
“Kantor desa ambruk total, enam rumah tertimbun, dan 60 unit lainnya dalam ancaman serius. Warga harus segera dievakuasi, baik ke relawan atau lokasi aman,” tegas Dadang dalam keterangannya, Senin (19/5).
Tiga korban luka telah dilarikan ke Rumah Sakit Cikopo Cicalengka, di mana dua di antaranya sudah diperbolehkan pulang, dan satu korban masih dirawat.
Dadang memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) mengerahkan buldozer, backhoe, dan dump truck untuk membuka jalan yang tertutup material longsor.
“Prioritas kami menyelamatkan nyawa dulu. Soal relokasi atau perbaikan infrastruktur, dibahas setelah situasi stabil,” tambahnya.
Pelajaran sekolah di sekitar lokasi bencana dialihkan sementara, sementara pelayanan kantor desa dipindahkan ke tempat darurat.
“Pelayanan publik tidak boleh berhenti. Kepala desa harus segera cari tempat sementara,” tegas Dadang.
Krisis ini menguak kerentanan Nagreg sebagai daerah rawan longsor. Warga yang mengungsi di musala dan Mapolsek Nagreg mempertanyakan langkah pencegahan jangka panjang.
Sementara tim gabungan masih fokus pada pembersihan material dan pendataan kerusakan.
(Aak)