BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Badai Helene melanda Florida dan wilayah tenggara Amerika Serikat pada Jumat (28/9), menyebabkan kehancuran yang luas dan menewaskan sedikitnya 44 orang.
Dilaporkan Antara, di antara korban jiwa terdapat tiga petugas pemadam kebakaran, seorang wanita beserta bayi kembarnya yang baru berusia satu bulan, serta seorang wanita berusia 89 tahun yang rumahnya hancur tertimpa pohon tumbang.
Helene adalah badai terkuat yang pernah tercatat menghantam wilayah Big Bend, Florida, mencapai daratan pada Kamis (27/9) malam sebelum bergerak ke utara menuju Georgia dan Carolina.
Warga Negara Indonesia (WNI) dipastikan tidak terdampak badai Helena yang menghantam lima negara bagian, di Amerika Serikat, Kamis (26/9/2024). Adapun lima negara bagian tersebut yakni Florida, Georgia, Tennessee, North Carolina, dan South Carolina.
Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Florida, Amerika Serikat melaporkan telah menghubungi perwakilan atau ketua komunitas WNI. Mereka memastikan tidak ada WNI menjadi korban baik luka apalagi meninggal karena badai Helena.
“WNI yang sudah kami hubungi, memberikan informasi keadaan mereka disana baik. Sudah dua ketua di Florida dan Georgia memberikan update WNI sejauh ini baik,” kata Konsul Penerangan, Sosial dan Budaya KJRI Houston, Dwiyatna Widinugraha mengutip Pro3 RRI.
Dijelaskan, sebaran WNI di antaranya sebanyak 820 orang berada di Florida dan sebanyak 805 orang di Georgia. Kemudian dan 200 orang lainnya di Tennessee.
“WNI hanya melaporkan pohon tumbang. Yakni di sekitar rumah mereka akibat terjangan badai Helena,” kata Dwiyatna.
Dwiyatna mengatakan, badai Helena kali ini paling kuat dalam beberapa tahun terakhir badai masuk kategori empat atau sangat berbahaya. “Dampak dari badai Helena, banjir merendam pemukiman warga, memutus akses listrik, aktivitas penerbangan dan transportasi terganggu,” ujarnya.
Diungkapkan, dalam periatiwa ini tercatat 150 penerbangan dari beberapa kota di negara bagian, dibatalkan. Kemudian, badai mengakibatkan korban meninggal dunia termasuk petugas yang kehilangan nyawa saat menjalani tugas.
“Korban terus bertambah karena situasi banjir besar. Per Sabtu pagi, 49 orang meninggal namun diantaranya akibat pohon tumbang maupun rescuer terjebak digenangan air tinggi,” kata Dwiyatna.
“Kerusakan infrastruktur sudah menvapai US$20 juta. Pihak otoritas mengumumkan melakukan perbaikan infrastruktur listrik namun dibutuhkan dua hari hingga seminggu.” katanya.
BACA JUGA: Apa Itu Badai Geomagnetik? Mampu Lumpuhkan Teknologi Bumi
Pihak KJRI meminta agar keluarga di Tanah Air yang memiliki kerabat atau anak di Amerika agar tetap tenang. Pihak KJRI terus memantau kondisi WNI walau saat ini komunikasi terputus imbas dari badai.
“Tenang, meskipun kerabat belum mengabarkan kepada keluarga di Tanah Air karena komunikasi terputus dan listrik mati. Biasanya WNI di Amerika itu guyub saling membantu dan memperhatikan sehingga jika terjadi sesuatu pasti saling mengabarkan,” ujarnya.
Pihak KJRI akan menyampaikan perkembangan dampak badai Helena. Yakni, melalui media sosial instagram IndonesianHouston, x @KJRI HOUSTON dan facebook KJRI Houston. Adapun layanan hotline (731) 282-5544.
(Usk)