BANDUNG,TM.ID: Situ Bagendit adalah salah satu legenda yang berasal dari Garut, Jawa Barat. Cerita ini menggambarkan sebuah kisah yang mengandung pelajaran moral yang dalam. Nama “Situ Bagendit” sendiri memiliki makna yang dalam. Kata “Situ” dalam bahasa Sunda berarti danau, sedangkan “Bagendit” adalah nama Nyai Endit, tokoh sentral dalam cerita ini.
Legenda ini menceritakan asal-usul Situ Bagendit Garut, yang kini menjadi salah satu destinasi wisata terkenal di Garut. Simak dalam artikel ini untuk mengetahui legendanya ya!
Sosok Nyai Endit
Kisah bermula di sebuah desa subur di sebelah utara Kota Garut, di mana Nyai Endit, seorang janda kaya raya, tinggal. Nyai Endit merupakan sosok yang ditakuti oleh warga setempat karena kekayaannya. Dia memanfaatkan kekayaannya untuk mengendalikan kehidupan penduduk desa.
Para penduduk desa bergantung pada Nyai Endit untuk mendapatkan pinjaman uang, meskipun bunganya sangat tinggi. Nyai Endit memiliki pengawal yang bertugas untuk menagih utang-utang tersebut. Jika seseorang terlambat membayar atau tidak mampu melunasi utang beserta bunganya, Nyai Endit akan menyuruh pengawalnya memberikan hukuman.
Salah satu sumber kekayaan Nyai Endit adalah tanah garapan yang luas dengan hasil panen yang melimpah. Namun, kekayaannya tidak pernah membuatnya bersedia membantu sesama.
Sifat Kikir Nyai Endit
Suatu ketika, musim paceklik melanda daerah tersebut. Para petani mengalami kesulitan besar, panen mereka gagal, dan kelaparan pun mewabah. Namun, Nyai Endit tetap hidup dalam kemewahan tanpa terpengaruh oleh kondisi sekitarnya. Ia bahkan mengadakan pesta mewah bersama teman dan kerabatnya tanpa memperdulikan penderitaan yang dialami penduduk setempat.
Saat pesta berlangsung, Nyai Endit mengundang para tamunya untuk makan dan minum sepuasnya, sambil mengabaikan kelaparan yang melanda penduduk sekitar. Masyarakat yang kelaparan bahkan harus mengais-ngais sampah untuk mencari makanan.
BACA JUGA: Informasi Wisata Situ Bagendit Garut yang Makin Estetik
Pengemis Sakti yang Mengubah Segalanya
Pada saat pesta, seorang pengemis datang dan mencoba bertemu dengan Nyai Endit. Meskipun pengawal menghalanginya, pengemis itu berhasil menerobos masuk ke halaman rumah Nyai Endit. Ia dengan tegas mengkritik sikap serakah dan kejam Nyai Endit yang tidak mau membantu sesama.
Mendengar perkataan pengemis, Nyai Endit marah dan menyuruh pengawalnya untuk mengusirnya. Namun, pengemis tersebut dengan mudah mengalahkan para pengawal yang besar dan kuat. Pengemis itu ternyata bukan sembarang orang, ia adalah orang sakti yang berubah menjadi pengemis. Keberadaannya membuat semua tamu Nyai Endit tercengang.
Pengemis tersebut memberi Nyai Endit tantangan untuk mencabut ranting pohon yang baru saja ditancapkan di halaman rumahnya. Jika berhasil, ia akan menjadi orang paling mulia di dunia. Nyai menyuruh pengawalnya untuk mencabutnya, namun mereka gagal. Pengemis sakti itu dengan mudah mencabut ranting tersebut, dan tiba-tiba, air deras keluar dari tanah bekas ranting itu.
Transformasi Menjadi Situ Bagendit Garut
Saat air tersebut muncul, hujan turun dengan sangat deras, serta dengan gempa bumi yang membuat desa tersebut terendam banjir. Desa yang dulunya Nyai Endit singgahi kini berubah menjadi danau yang terkenal dengan nama Situ Bagendit . Konon, di danau itu hidup lintah raksasa yang diyakini sebagai jelmaan Nyai Endit.
Legenda Situ Bagendit Garut mengajarkan kita tentang pentingnya sikap belas kasihan dan kebaikan hati terhadap sesama. Cerita ini menjadi bagian dari warisan budaya Jawa Barat yang patut kita jaga dan sebarkan. Kami berharap artikel ini dapat memberikan wawasan lebih dalam tentang legenda yang kaya makna ini.
Melansir: Sumbangsari, Sumbi. (2008). Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara. Jakarta: Wahyu Media
(Kaje/Usamah)