KPID Jabar Ungkap Pola Konsumsi Media di Tiga Generasi Jawa Barat

(Foto: KPID Jabar)

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat, menggelar Ekspose Hasil Riset Tahun 2024 Politik Penyiaran di Jawa Barat dengan tema ‘Mewujudkan Penyiaran Berkeadilan’.

Dalam riset kali ini KPID menggandeng 4 Universitas untuk membedah berbagai persoalan penting yang ada di Jawa Barat. Ke empat Universitas tersebut yakni, Universitas Padjajaran, Universitas Pasundan, Universitas Muhammadiyah Bandung dan Universitas Pakuan.

Ketua KPID Jawa Barat, Adiyana Slamet disela sela kegiatan ekspose menjelaskan, dari hasil penelitian bertajuk Analisis Minat Penggunaan Platform Media di Jawa Barat yang dilakukan Unpas, dengan melibatkan 6 kluster masyarakat yakni, Megapolitan, Priangan Barat, Priangan Timur, Bandung Raya, Cirebonan, dan Karawangan yang terdiri dari 3 generasi meliputi generasi X, Y dan Z, di dapati bahwa generasi X dan Y masih menjadikan TV dan Radio sebagai sarana hiburan dan sumber informasi terpercaya untuk kehidupan sehari-hari.

“Karena riset ini di tiga generasi, generasi X, Y, Z, masih tingginya minat generasi X dan generasi Y dalam mengkonsumsi televisi maupun radio. Kalau diakumulasikan kurang lebih 3 sampai 4 jam gitu ya durasi menonton dan mendengarkan di dua generasi ini,” ungkapnya, Selasa (5/11/2024).

“Kalau generasi Z memang sudah bergeser ke media yang berbasis internet ya media sosial, spotify misalkan ya dan OTT,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, dikatakan Adiyana dalam riset tersebut juga di dapati, tingginya ke khawatiran masyarakat dalam melihat perkembangan konten di media berbasis internet.

“Dan tiga generasi ini semuanya mayoritas mengatakan Sangat khawatir. Khawatir dalam konten apa? Yang pertama kekerasan, yang kedua hoax, yang ketiga pornografi, yang keempat bullying. Lalu ada pertanyaan yang mengatakan bahwa untuk mengatasi atau solusinya seperti apa? Apakah negara harus mengawasi media-media yang berbahaya internet? Dan mayoritas responden itu mengatakan iya,”jelasnya.

Adiyanapun menegaskan Negara Harus hadir untuk menjaga masyarakat, dari penyebaran informasi yang kian bebas saat ini.

“Bahwa negara harus adaptif dengan perkembangan teknologi. Seperti negara-negara yang lain kalau kita komparasi misalkan Australia, Jerman dan seterusnya bahwa instrumen negara itu sudah dibuat untuk melindungi warga negaranya secara kognitif, konten-konten yang kemudian di media berbasis internet itu diawasi oleh negara, sehingga negara berkewajiban untuk melindungi,”ucapnya.

“Dan kita harus ingat bahwa prembul pembukaan undang-undang dasar 1945 alinia 4 nomor 1 mengatakan bahwa tujuan negara ini ada untuk melindungi segenap tumpah daerah Indonesia. Jadi skema yang kemudian ada dalam konteks dunia internasional, regional maupun nasional Ini sudah bergeser, yang kemudian harus dilindungi itu tidak hanya fisik, tidak hanya batas teritori, tapi termasuk kognisi masyarakat terutama kelompok rentan seperti, Perempuan dan anak-anak,”tegasnya.

Sementara itu, Tim riset Ilmu Komunikasi Universitas Pasundan, dipimpin oleh Dr. Almadina Rakhmaniar, S.Psi., M.I.Kom, menjelaskan Dari total 504 responden, mayoritas berada di rentang usia Generasi Y, yakni 42 persen, diikuti oleh Generasi X dengan 33 persen, dan Generasi Z sebanyak 25 persen.

BACA JUGA: Minim Program Anak, KPID Sebut Televisi Saat Ini Belum Ideal

Responden juga mencakup proporsi laki-laki sebanyak 47,6 persen, dan perempuan sebesar 52,4 persen. Sebagian besar responden, sebanyak 46,6 persen, adalah lulusan SMA, sementara 31,3 persen berpendidikan S1, dan sisanya tersebar pada jenjang pendidikan SMP, Diploma, dan S2/S3.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa YouTube menjadi platform terpopuler, dengan 70 responden Generasi X mengaksesnya secara rutin.

Televisi tetap menjadi pilihan Generasi Y, dengan 62 responden memilihnya sebagai sumber utama informasi, sedangkan media sosial aktif digunakan oleh Generasi Y (47 responden), diikuti Generasi X (42), dan Generasi Z (41). Platform Netflix mendominasi kalangan Generasi Z, dengan 15 responden mengaksesnya untuk konten hiburan dan film.

“Penelitian kami menunjukkan pergeseran pola konsumsi media yang signifikan. Generasi X cenderung memilih platform YouTube, sementara Generasi Y masih mengandalkan televisi untuk informasi dan hiburan. Generasi Z, di sisi lain, didominasi oleh pengguna OTT seperti Netflix,” ujar Dr. Almadina.

Ini menjadi buktinya pentingnya negara hadir dalam mewujudkan Penyiaran Berkeadilan di Indonesia untuk menyelamatkan mata, telinga dan kognisi masyarakat.***

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Hobi mengupil
Hobi Ngupil Bisa Berisiko?
Jonatan Christie
Takluk dari Antonsen, Jonatan Christie Runner-Up China Masters 2024
Dapat Gelar Man Of The Match Hingga Pimpin Viking Clap
Dapat Gelar Man Of The Match Hingga Pimpin Viking Clap, Kevin Mendoza Sampaikan Isi Hatinya
Mateo Kocijan absen
Dapat 4 Kartu Kuning, Mateo Kocijan Terpaksa Absen 1 Pertandingan
C2ED7629-D0C4-40F7-ADC5-E2406CEE1D5A
Gunung Dempo Meletus, Jalur Evakuasi Warga Disiapkan
Berita Lainnya

1

7 Fakta Penting Pernikahan Nissa Sabyan dan Ayus yang Menghebohkan Publik

2

Password Wifi MCD Terbaru 2024!

3

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

4

Hampir Mirip, Ini Perbedaan Gejala Herpes dan Gigitan Tomcat

5

Tespek Positif Belum Tentu Hamil? Ini Penjelasannya
Headline
Verstappen Masuk Daftar Legenda Formula 1
Raih Gelar Juara Dunia, Verstappen Masuk Daftar Legenda Formula 1
Bojan Hodak Singgung Kerasnya Lapangan Stadion GBLA
Dedi Kusnandar Mengalami Cedera, Bojan Hodak Singgung Kerasnya Lapangan Stadion GBLA
Gubernur Bengkulu Ikut Terjaring OTT KPK
Gubernur Bengkulu Ikut Terjaring OTT KPK
Ini Alasan Persib Memarkir David da Silva
Dan Terjadi Lagi, Ini Alasan Persib Memarkir David da Silva