BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memilih menerapkan jam masuk sekolah yang berbeda-beda berdasarkan jenjang pendidikan, meskipun Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sebelumnya menginstruksikan agar seluruh sekolah di Jabar memulai aktivitas belajar pada pukul 06.30 WIB secara serentak.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menjelaskan keputusan tersebut bukan bentuk pembangkangan terhadap arahan provinsi, melainkan solusi realistis atas persoalan klasik Kota Bandung yakni kemacetan parah di pagi hari.
“Tujuan utamanya jelas, untuk mengurai kemacetan. Jadi, SMA masuk jam 6.30, SMP jam 7.00, dan SD jam 7.30. Kalau semua masuk jam 6.30, bisa dibayangkan padatnya lalu lintas pagi hari di kota ini,” kata Erwin, Selasa (15/7/2025).
Menurutnya, pengaturan waktu masuk sekolah secara bertahap akan memecah beban lalu lintas dan memberi ruang bagi warga agar lebih leluasa dalam beraktivitas di pagi hari.
“Kalau semuanya mulai bersamaan, maka semua juga akan berangkat di waktu yang hampir sama, dan itu hanya memperburuk kepadatan lalu lintas,” ucapnya.
Baca Juga:
Soal Masuk Sekolah Jam 06.30, Farhan: Masih Dalam Kajian
Erwin juga menegaskan kebijakan ini bukan keputusan sepihak dari Wali Kota Muhammad Farhan. Pemkot Bandung telah melalui proses panjang berupa diskusi kelompok terarah (focus group discussion/FGD) dengan berbagai pihak, termasuk akademisi, orang tua siswa, dinas pendidikan, serta para ahli transportasi.
“Kita tidak main putuskan sepihak. Ini dibahas dengan melibatkan banyak pihak, demi mencari solusi terbaik untuk warga Bandung,” ujarnya.
Dengan pendekatan yang berbasis pada kondisi lokal, Pemkot Bandung meyakini penyesuaian jam masuk sekolah ini memberikan manfaat nyata.
Beberapa sekolah yang telah menerapkan skema jam masuk bertahap pun diklaim sudah menunjukkan penurunan kepadatan lalu lintas pada titik-titik rawan.
“Anak-anak Bandung ini kan generasi cerdas, jadi sudah sepantasnya kita bantu mereka memulai hari dengan nyaman, tidak diburu stres karena macet. Ini soal kebermanfaatan kebijakan,” pungkasnya.
Ke depan, Pemkot Bandung berkomitmen terus melakukan evaluasi berkala terhadap kebijakan ini untuk menyesuaikan dengan dinamika di lapangan. Jika diperlukan, skema waktu bisa disesuaikan agar tetap sejalan dengan kebutuhan siswa, orang tua, dan kondisi transportasi kota.
(Kyy/Budis)