GARUT, TEROPONGMEDIA.ID — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengajak anak-anak muda di Garut untuk meningkatkan rasa toleransi dan produktivitas melalui acara “Bincang Teras Negeriku: Muda, Toleran, Produktif” yang berlangsung pada hari Selasa (9/7/24).
Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Pertahanan dan Keamanan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Dikdik Sadaka yang turut hadir dalam acara ini mengatakan bahwa tujuan utama dari acara ini adalah untuk menambah wawasan dan keilmuan yang dapat menjadi bekal bagi anak-anak muda demi menyongsong masa depan.
“Satu modal utama yang harus dimiliki oleh para anak muda adalah sebuah rasa haus. Rasa haus untuk memiliki mimpi, keinginan, cita-cita, dan harapan, itulah kunci yang akan mendorong diri kita untuk meningkatkan kapasitas serta keberanian,” ujar Dikdik.
Dikdik juga menekankan bahwa acara ini menuntut kepekaan terhadap keilmuan sehingga sepulang dari acara tersebut ada sesuatu yang dapat dibawa sebagai bekal untuk melangkah kedepannya nanti.
Selain Dikdik, acara ini juga menghadirkan Tika Tazkya Nurdyawati, Founder Muda Empati & Awardee Melbourne University serta Kalis Mardiasih seorang aktivis sekaligus penulis sebagai narasumber. Keduanya lantas berdialog dengan para peserta yang hadir seputar tata cara untuk meningkatkan rasa toleransi dan produktivitas di kalangan anak muda.
Berbicara soal produktivitas, Tika Tazkya Nurdyawati menyebutkan bahwa, usia 18–25 tahun pada dasarnya adalah usia yang akan menjadi fondasi bagi masa depan seseorang. Maka dari itu, dia mendorong anak-anak muda untuk memanfaatkan interval waktu tersebut dengan menuliskan goals yang ingin dicapai dengan harapan semuanya akan terwujud di masa depan.
“Karena aku percaya dengan yang namanya law of attraction, dimana saat kita menuliskan mimpi-mimpi kita maka secara perlahan-lahan kita akan memanifestasikan mimpi-mimpi tersebut,” ungkap Tika.
Sementara itu Kalis Mardiasih yang berbicara mengenai toleransi, mengatakan bahwa dirinya cukup beruntung karena dahulu sempat bersekolah di tempat yang sangat beragam sehingga memiliki guru dan teman-teman yang memiliki agama berbeda sejak waktu yang lama.
BACA JUGA: Menkominfo Beberkan Cara Kerja Judi Online, Catat!
“Aku bahkan juga sudah mengenal Konghucu jauh sebelum agama tersebut diakui oleh negara, karena guru-guruku toleran banget dalam mengajari muridnya tentang agama-agama lain,” ujarnya.
Kalis juga mengapresiasi pemerintah yang kini jadi jauh lebih toleran terhadap agama-agama minoritas. Sehingga mereka tidak malu-malu lagi dalam menunjukkan identitas kepercayaannya masing-masing.
Acara Bincang Teras Negeriku yang diadakan di RM. Botram, Garut, Jawa Barat ini sendiri merupakan bagian dari rangkaian acara pemberdayaan anak muda Indonesia yang juga telah diadakan oleh Kominfo di sejumlah daerah di sepanjang tahun 2024.
(Dist)