BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Microsoft baru saja melaporkan kinerja keuangan yang kuat untuk kuartal I 2025 dengan pendapatan dan laba melampaui ekspektasi pasar. Laba bersih Microsoft melonjak 18% menjadi US$ 25,8 miliar. Namun, analis menilai PHK ini lebih mencerminkan penyesuaian strategi pascapandemi.
Meski kinerja keuangan yang kuat untuk kuartal I 2025 dengan pendapatan dan laba melampaui ekspektasi pasar, dilaporkan bahwa Microsoft pada Selasa (13/5/2025) resmi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 6.000 karyawan atau hampir 3% dari total tenaga kerja globalnya. Ini merupakan gelombang PHK terbesar perusahaan dalam lebih dari dua tahun terakhir.
Dilansir dari AP, keputusan ini diambil di tengah upaya perusahaan untuk merampingkan struktur organisasi dan berfokus pada efisiensi dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Baca Juga:
Strategi AI Microsoft Berujung PHK 6.000 Karyawan Global
Heboh PHK Massal Panasonic, Pemerintah Diminta Bertindak!
PHK paling signifikan terjadi di negara bagian Washington, tempat kantor pusat Microsoft di Redmond berada. Perusahaan memberi tahu otoritas setempat bahwa 1.985 karyawan di wilayah tersebut terdampak, mayoritas berasal dari divisi rekayasa perangkat lunak dan manajemen produk.
Microsoft menyatakan, PHK ini mencakup seluruh tim dan jenjang jabatan, tetapi difokuskan pada pengurangan lapisan manajerial. Surat pemberitahuan kepada karyawan mulai dikirimkan sejak Selasa. Langkah pemangkasan ini cukup mengejutkan.
Pada Juni 2024, Microsoft memiliki sekitar 228.000 karyawan penuh waktu, dengan 55% di antaranya berbasis di Amerika Serikat. Sebelumnya pada Januari 2025, Microsoft juga telah melakukan PHK skala kecil berdasarkan kinerja. (Usk)