BANDUNG,TM.ID: Pada Rabu (15/11/2023), Jakarta menjadi saksi dari aksi demonstrasi yang tak terduga di luar Stadion Gelora Bung Karno, tempat berlangsungnya konser megabintang asal Inggris, Coldplay.
Lebih dari 70.000 tiket terjual dalam hitungan jam, menciptakan antusiasme luar biasa di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Melansir dari berbagai sumber sebuah kelompok yang menamakan diri “gerakan anti-LGBT” menyuarakan keberatan mereka terhadap dukungan Coldplay terhadap komunitas LGBTQ.
Sebanyak 300 orang dari kelompok konservatif Islam berkumpul di luar stadion, membawa spanduk dan mengeluarkan kritik keras terhadap band rock asal Inggris tersebut.
Momen ketegangan mencapai puncaknya ketika demonstran bersitegang dengan petugas keamanan. Aksi saling dorong para demonstran dan polisi.
Hal ini membuat suasana yang sangat ricuh di sekitar lokasi konser. Mereka mencemooh penonton yang tiba di stadion, mengakibatkan bentrokan verbal yang memanas.
Wakil ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, turut mengkritik keputusan untuk melanjutkan konser tersebut.
Dalam pernyataannya, Anwar Abbas menegaskan bahwa sementara Coldplay mendukung LGBTQ, pertanyaannya adalah apakah perilaku LGBTQ sejalan dengan konstitusi Indonesia yang mengakui enam agama.
Beberapa peserta demonstrasi membawa spanduk menuduh konser Coldplay melakukan “propaganda LGBT” dan merusak “iman dan moral.”
BACA JUGA : Coldplay Tidak Membawa Bendera LGBT, Tapi Kibarkan Pesan Cinta
Juru Bicara Polda Metro Jaya, Trunoyudo Wisnu Andiko, menyatakan bahwa aksi demonstrasi tersebut tidak memiliki izin resmi.
Lebih dari 4.000 personel polisi diterjunkan untuk menjaga keamanan konser, menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.
(Hafidah/Aak)