BANDUNG, TM.ID: Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) cabang Jawa Timur 1 berbagi pengetahuan tentang beberapa penyebab stres pada hewan kurban.
Hewan kurban yang mengalami stres biasanya akan berpengaruh kurang baik pada kualitas dagingnya.
Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si selaku Ketua PDHI Cabang Jawa Timur 1 menjelaskan berbagai faktor penyebab hewan kurban menjadi stres yang menurunkan kualitas daging.
“Macam stres antara lain stres akibat transportasi, fisik, temperatur kelembaban, penyakit, dan pakan,” kata Prof Suwarno, yang juga akademisi FKH Universitas Airlangga (Unair) ini.
Berikut penjelasannya mengenai beberapa faktor penyebab stres pada hewan kurban:
1. Transportasi
Transportasi menjadi faktor penting karena ada penjual yang tak memperhatikan kenyamanan hewan selama perjalanan.
“Kurangnya pengetahuan mengenai cara pengiriman hewan yang baik dan pemberian pakan yang tidak sesuai, salah satunya sapi diberikan dedaunan,” ujar Prof Suwarno
2. Temperatur
Suhu terlalu panas akan menyebabkan hewan menjadi hiperthermia. Sementara suhu yang terlampau rendah dapat menyebabkan hipothermia pada hewan.
Dengan demikian, suhu yang disarankan untuk hewan kurban pada saat persiapan sebelum penyembelihan adalah antara 22-29 derajat celcius.
3. Penyakit
Faktor stres lainnya pada hewan kurban baik sapi, kambing, domba dan jenis hewan kurban lainnya adalah faktor penyakit.
Beberapa jenis penyakit pada hewan tersebut antara lain, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Lumpy Skin Disease (LSD) atau sering juga disebut lato-lato, antrak, cacing hati, dan berbagai jenis penyakit hewan lainnya.
Tanda-tanda Stres
1. Ante Mortem
Sebelum penyembelihan atau ante mortem, hewan kurban yang mengalami stres dapat ditandai dengan lidah yang menjulur dan keluarnya liur (salivasi), suhu tubuh meningkat, sering minum dan kencing, serta gelisah.
2. Post Mortem
Setelah disembelih, hewan kurban yang stres dapat dilihat dari kualitas dagingnya. Perubahan warna dan pH daging, merupakan tanda hewan dalam keadaan stres.
Nilai pH juga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan untuk menjaga kualitas daging agar tetap baik. Prof Suwarno mengimbau agar tidak membiarkan daging terpapar udara terlalu lama.
Untuk diketahui, pH adalah derajat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Larutan netral mempunyai PH 7, asam lebih kecil dari 7, basa lebih besar dari 7.
“Salah satu cara menjaga pH daging tetap baik pada pH 7,0 -7,2 dengan meletakkan daging di tempat tertutup dengan sirkasi udara secukupnya,” katanya.
Data tentang penyebab stres pada hewan kurban ini dilansir dari laman resmi Unair dengan konten tentang kegiatan persiapan menjelang Idul Adha 1440 H yang diadakan di Ruang Tandjung Adiwinata Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair pada 20 Juli 2019 lalu.
BACA JUGA: Belum Aqiqah tapi Ingin Kurban? Dalilnya Begini
(Aak)